Rabu, 03 April 2013

Modul sejarah SMA kelas X


BAB. I
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SEJARAH


A.        Apa Itu Sejarah?
Secara etimologi, sejarah berasal dari serapan bahasa Arab yaitu syajaroh yang berarti pohon. Bagian-bagian dari pohon itu menunjukan adanya  aspek kehidupan yang saling berhubungan, yang membuat pohon itu menjadi hidup. Kita lihat bagian dari pohon itu terdiri dari akar, batang, dahan, ranting, daun dan buah. Dari gambaran pohon terdapat gerak yang bersifat aktif yang terus menerus berubah sesuai dengan waktu dan ruang, karena sejarah memiliki konsep dasar yaitu konsep perubahan, konsep tentang  waktu, dan konsep kontinuitas dan diskontinuitas.  Jika kita hubungkan pengertian syajaroh dengan kehidupan manusia maka dapat mengandung arti bahwa manusia itu hidup dan terus bergerak seiring dengan perjalanan waktu dan tempat atau ruang dimana manusia itu berada. Kehidupan bukanlah sesuatu yang terus menerus  tumbuh dan berkembang. Sebagai contoh, manusia dalam kehidupannya mengalami fase-fase tertentu yaitu alam rahim, bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Fase-fase tersebut menunjukan adanya kesinambungan dalam kehidupan manusia. Kesinambungan itu terjadi karena manusia diikat oleh waktu dan ruang. Ada masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Masa lalu akan menentukan masa sekarang, dan masa sekarang akan menentukan
Kata-kata arab lainnya yang memiliki arti yang hampir sama dengan Syajaroh antara lain silsilah, riwayat atau hikayat, kisah dan tarikh. Silsilah menunjuk pada keluarga dan nenek moyang. Pada masa kerajaan-kerajaan masa lampau sering dibuat silsilah keluarga raja mulai  dari siapa pendiri kerajaan sampai pada raja yang sedang berkuasa. Riwayat atau hikayat dikaitkan  dengan cerita  yang diambil dari kehidupan, baik perorangan maupun keluarga. Riwayat dapat berarti laporan atau cerita  tentang kejadian. Hikayat yaitu cerita tentang kehidupan yang menjadikan manusia sebagai objeknya atau disebut dengan biografi. Jika objek cerita itu tentang kehidupan seseorang atau diri sendiri maka disebut autobiografi. Tujuan dari autobiografi ini antara lain adalah agar masyarakat dapat mengetahui  riwayat hidup dan perjuangannya. Di Indonesia, kata-kata yang artinya serupa dengan sejarah antara lain babad, tambo, pustaka, dan cerita. Babad dalam bahasa jawa berarti memangkas. Hasil dari pembabadan ini adalah suasana terang. Maka dalam hal ini sejarah itu bertugas memberikan penerangan tentang suatu keadaan. Ada pula dalam bahasa asing yaitu history/historia, yang berasal dari kata history yang berarti ilmu atau dapat diterjemahkan orang pandai. Dalam perkembangannya, kata historia  berarti pengertian tentang gejala-gejala  terutama yang berkaitan dengan kehidupan manusia secara kronologis. Dengan demikian dari etimologi, sejarah itu dapat diartikan sesuatu yang terkait dengan ilmu, terkait dengan perkembangan  suatu keluarga atau masyarakat, dan merupakan sesuatu yang telah terjadi atau masa lampau umat manusia. Untuk dapat memberikan gambaran  tentang pengertian sejarah secara lengkap, para ahli menjelaskan beberapa definisi antara lain :
  1. Herodotus : Sejarah tidak berkembang kearah depan dengan tujuan pasti melainkan bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia.
  2. Ibnu Khaldun : Sejarah adalah catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia dan tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu. Lebih jauh ia mambagi pengertian sejarah dari dua sisi : sisi luar dan sisi dalam. Dari sisi luar dijelaskan bahwa sejarah merupakan perputaran waktu, rangkaian peristiwa dan pergantian kekuasaan. Sedangkan dari sisi dalam, sejarah adalah sesuatu penalaran kritis dan usaha yang cermat untuk mencari kebenaran, suatu penjelasan yang cerdas tentang sebab akibat, tentang asal-usul segala sesuatu, dan suatu pengetahuan yang mendalam tentang mengapa serta bagaimana peristiwa itu terjadi.
  3. R. Moh. Ali : menerangkan bahwa sejarah adalah keseluruhan perubahan dan kejadian yang benar-benar telah terjadi. Sejarah adalah ilmu yang menyelidiki perubahan yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
  4. Robert V. Daniels mendefinisikan sejarah sebagai kenangan dari tumpuan masa silam. Sejarah yang dimaksud adalah  sejarah manusia. Manusia merupakan pelaku sejarah. Kemampuan yang dimiliki manusia adalah kemampuan untuk menangkap kejadian-kejadian yang ada disekelilingnya. Hasil dari tangkapan tersebut akan menjadi ingatan atau memori dalam dirinya. Dan memori ini akan menjadi sumber sejarah.
  5. Robin Winks menyatakan sejarah adalah studi tentang manusia dalam kehidupan masyarakat manusia, perubahan masyarakat yang terus menerus merekam ide-ide yang membatasi aksi-aksi masyarakat, dan merekam kondisi-kondisi material yang telah membantu atau merintangi perkembangannya.
Berdasakan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah studi tentang :
1.      manusia baik sebagai individu maupun kelompok
2.      manusia dalam konteks waktu
3.      manusia dalam kehidupan masyarakat
4.      masyarakat yang senantiasa berubah
5.      kejadian masa lalu manusia yang dapat memberikan pelajaran pada masa kini dan masa yang akan datang.



B.        Kegunaan Sejarah
Sejarah sebagai ilmu tidak ada gunanya jika tidak bermanfaat bagi manusia. Kegunaan sejarah secara sempit dapat dirasakan dalam bidang pengajaran. Sejak dari taman kanak-kanak sampai sekolah lanjutan, bahkan sekolah tinggi, para siswa diberi pelajaran sejarah. Pada setiap tingkat pendidikan, pengajarannya disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak didik. Ditingkat pendidikan dasar cenderung bersifat sebagai hafalan, disekolah lanjutan pada sifat pengertian, sedangkan di pendidikan tinggi ditekankan pada sifat kritik dan analisis. Diluar pengajaran, sejarah mempunyai kegunaan yang luas dan mendalam. Beberapa kegunaan sejarah antara lain :
1.      Bersifat edukatif
Kita sering mendengar ungkapan “belajar dari sejarah”, “belajarlah dari pengalaman”, “sejarah mengajarkan kepada kita”, “Historia Vitae Magistra” (Sejarah adalah guru kehidupan) dan ungkapan lain. Ungkapan tersebut mengandung arti bahwa sejarah memberi pelajaran bagi kehidupan manusia. Banyak nilai-nilai berharga yang dapat kita petik dari pelajaran sejarah, seperti kebenaran, keadilan, kejujuran, kearifan, keberanian, rela berkorban, dan lain-lain. Jadi sejarah banyak mengajarkan moral.
Peristiwa masa lalu tidak sedikit memberikan pelajaran tentang menegakkan kebenaran dan keadilan. Ketika bangsa kita dijajah, banyak terjadi perlawanan yang dilakukan oleh para pejuang dalam menegakkan kebenaran untuk melepaskan diri dari kekuasaan bangsa lain dan mendirikan sebuah negara yang bebas. Perjuangan yang mereka lakukan tidaklah sia-sia. Indonesia menjadi negara yang merdeka dan berdaulat. Apa yang mereka perjuangkan dimasa lalu memiliki nilai-nilai luhur dan dapat menjadi cermin kehidupan bagi kita sekarang.
2.   Kegunaan Inspiratif
Berbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada pembaca dan pendengarnya. Belajar dari kebangkitan nasional yang dipelopori  oleh berdirinya Budi Utomo sebagai organisasi perjuangan yang modern, masyarakat Indonesia sekarang berusaha mengembangkan kebangkitan nasional kedua. Pada kebangkitan nasional pertama, bangsa Indonesia berusaha merebut kemerdekaan yang sekarang ini sudah dicapainya.  Untuk mengembangkan dan mempertahankan kemerdekaan, bangsa Indonesia ingin melakukan kebangkitan nasional kedua dengan bercita-cita mengejar ketertinggalannya dari bangsa lain. Bangsa Indonesia tidak hanya ingin merdeka, tetapi juga ingin menjadi bangsa yang maju dan mampu mensejahterakan rakyatnya. Untuk itu bangsa Indonesia sekarang harus giat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui iptek yang dikuasainya, bangsa Indonesia berpeluang menjadi bangsa yang maju dan disegani serta dapat ikut menjaga ketertiban dunia. Dalam kebangkitan umat, para pemimpin Islam juga dapat menjadikan peristiwa  masa lampau sebagai inspirasi. Dalam masa sekarang umat Islam diajak untuk dapat kembali bangkit sebagai pemenang dalam mengarungi kehidupan dunia. Berbagai usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia dilakukan dimana-mana, seperti pengembangan lembaga pendidikan diberbagai pesantren dan mendirikan beberapa lembaga keuangan yang tidak diharamkan oleh agama.
2.      Kegunaan rekreatif
Kegunaan lain dari sejarah adalah kegunaan rekreatif. Kegunaan sejarah sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar. Melalui penulisan kisah sejarah yang menarik pembaca dapat merasa terhibur. Gaya penulisan yang hidup dan komunikatif dari para sejarawan terasa mampu menghipnotis pembaca. Konsekuensi rasa senang dan daya tarik penulisan sejarah tersebut pembaca merasa senang. Membaca menjadi media hiburan dan rekreatif. Membaca telah menjadi bagian dari kesenangan, dan dirasakan sebagai kebutuhan. Pembaca tulisan sejarah tidak hanya merasa senang layaknya membaca novel, tetapi juga dapat berimajinasi kemasa lampau. Disini sejarawan dapat menjadi pemandu atau guide. Orang yang ingin melihat situasi suatu daerah dimasa lampau dapat membacanya dari hasil penulisan para sejarawan.  Melalui proses rekreasi terhadap berbagai peristiwa sejarah dimasa lampau memungkinkan orang untuk bercermin diri.
Untuk dapat mengetahui masa lampau, maka kita memerlukan berbagai sumber. Ada sumber yang mudah diperoleh dan ada pula sumber yang sangat sulit untuk di dapatkan. Ada tiga macam sumber sejarah yaitu sebagai berikut:
1.            Sumber Lisan
Keterangan berupa ucapan atau perkataan dari orang-orang yang mengalami peristiwa secara langsung atau menjadi saksi langsung dari peristiwa tersebut.


2.            Sumber Tertulis
Sumber yang berupa prasasti-prasasti, dokumen, naskah, babad, rekaman dan  tulisan yang terdapat pada benda seperti batu, logam, kayu, bambo, gerabah, tulang, tanduk, daun lontar.
3.            Sumber Benda
Sumber yang berupa peninggalan-peninggalan sejarah ataupun benda-benda budaya seperti kapak, gerabah, perhiasan, manik-manik dan hasil benda lainya.

C.          Sumber dan Fakta sejarah
1.            Sumber Sejarah
Sumber sejarah adalah sesuatu yang secara langsung ataupun tidak menyampaikan kepada kita tentang sesuatu kenyataan dimasa lampau. Bagi seorang sejarawan, sumber sejarah merupakan alat, bukan tujuan akhir. Adanya sumber sejarah merupakan bukti dan fakta adanya kenyataan sejarah. Dengan sumber inilah, sejarawan dapat mengetahui kenyataan sejarah. Tanpa adanya sumber, sejarawan tidak akan bisa bercerita apa-apa tentang masa lalu. Sumber sejarah dapat diklasifikasikan menjadi sumber primer dan sumber sekunder; sumber tertulis dan sumber lisan, dan peninggalan benda atau artefak. Sumber primer adalah sumber asli yang menunjukan kesaksian langsung pada saat peristiwa sejarah terjadi. Sedangkan sumber sekunder adalah sumber yang ditulis oleh sejarawan berdasarkan sumber primer atau sumber yang bukan merupakan kesaksian langsung.
Sumber tertulis merupakan sumber yang banyak digunakan dalam penelitan sejarah. Apa yang tertulis dalam sumber sejarah akan memberikan informasi tentang kenyataan dimasa lampau. Jenis sumber ini dapat berupa catatan pribadi, surat-surat, prasasti, dokumen, notulen rapat, laporan-laporan, surat kabar, dan lain-lain. Sedangkan sumber lisan adalah keterangan langsung yang diberikan oleh seseorang baik yang menjadi pelaku sejarah dan saksi langsung, ataupun yang mengetahui tentang suatu peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Orang yang memberikan keterangan lisan ini bertanggung jawab atas kebenaran kejadian yang dikisahkannya sehingga informasinya dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dipergunakan  sebagai sumber sejarah. Untuk memperoleh sumber lisan ini, sejarawan melakukan metode wawancara.
Sumber lisan memiliki keterbatasan. Keterbatasan ini lebih disebabkan oleh factor manusia sebagai sumber. Kita akan kehilangan sumber lisan jika orang yang mengetahui sesuatu peristiwa telah meninggal dunia, selain itu daya ingat manusia sangat terbatas. Semakin jauh jarak antara  peristiwa yang dialami seseorang, kemungkinan besar orang tersebut akan lupa. Keterbatasan ingatan seseorang akan membuat sumber informasi yang dibutuhkan  menjadi kurang akurat. Adapun contoh sumber Sejarah adalah sebagai berikut :



2.            Fakta Sejarah
Kita sering melihat kejadian-kejadian di jalan, misalnya orang berjualan, abang becak menarik becaknya, pemulung memungut barang-barang bekas, dan lain sebagainya. Peristiwa-peristiwa itu merupakan sebuah kejadian, sebuah kenyataan yang benar-benar terjadi. Gejala, kejadian atau kenyataan itu dapat ditanggapi dengan membuat pernyatan, rumusan atau komentar yang dapat menggambarkannya. Pernyataan atau rumusan  tentang peristiwa itulah yang kemudian disebut sebagai fakta. Jadi pada prinsipnya yang dimaksud dengan fakta sejarah adalah suatu rumusan atau pernyataan yang dapat dibuktikan “ada” atau “tidak ada” dalam kenyataan. Menurut Sartono Kartodirjo, fakta sebenarnya merupakan produk dari proses mental (sejarawan) atau memorisasi karena itu wajar kalau fakta itu ada unsur subjektifitasnya. Untuk itulah dalam penelitian sejarah diperlukan ketajaman interpretasi dan kejujuran para sejarawan. F.J. Tiger mendefinisikan fakta sebagai hasil penyelidikan secara kritis yang ditarik dari sumber-sumber dokumenter. Sedangkan Louis Gottschalk mengartikan fakta sebagai suatu unsur yang dijabarkan secara langsung atu tidak langsung dari sumber sejarah yang dipandang kredibel. Dari pandangan para ahli tersebut dapat dikatakan bahwa fakta dalam sejarah adalah rumusan atau kesimpulan yang diambil dari sumber sejarah atau dokumen.
Sedangkan berdasarkan bentuknya, fakta diklasifikasikan menjadi :
1.      Mentifact; keyakinan dalam masyarakat
2.      Artefact; berupa bangunan, benda-benda arkeologi
3.      Sosiofact; berbagai jenis interaksi dan aktifitas masyarakat

D.                Pengertian Zaman Prasejarah Dan Zaman Sejarah
1.      Kurun Waktu Sejarah
Setelah dijelaskan mengenai apa itu sejarah, maka untuk lebih memudahkan mempelajari sejarah, kurun waktu sejarah akan dibagi menjadi dua bagian yaitu zaman  Prasejarah dan zaman Sejarah.
2.      Zaman Prasejarah
Zaman sebelum manusia mnegnal tulisan, biasanya disebut zaman Prasejarah. Oleh karena itu zaman Prasejarah adalah uraian mengenai kehidupan serta kebudayaan manusia pada masa lampau sebelum ada bukti-bukti tertulis. Zaman  Prasejarah juga biasa disebut sebagai zaman nirleka (nir: tidak; leka:tulisan), jadi nirleka adalah zaman tanpa tulisan.


3.      Zaman Sejarah
Zaman sejarah adalah zaman dimana peninggalan tertulis sudah ditemukan. Setiap daerah memasuki zaman Sejarah yang berbeda-beda. Contohnya Indonesia, diperkirakan memasuki zaman Sejarah pada abad ke-4 Masehi. Akan tetapi, di Mesir mereka sudah memasuki zaman sejarah jauh lebih dulu, yakni sekitar 4000 SM. Cepat tidaknya suatu kelompok masyarakat memasuki zaman Sejarah, tergantung dari tinggi atau rendahnya tingkat kebudayaan yang sudah mereka miliki.

E.                 Pembabakan Zaman Prasejarah
Para ahli membaginya berdasarkan dua hal, yakni secara geologi, dan secara arkeologi. Apabila kita membagi zaman Prasejarah berdasarkan arekeologi maka masa ini dibagi menjadi dua, yakni sebagai berikut :
1.      Zaman Batu
Zaman ini disebut zamanbatu karena alat-alat yang ditemukan pada umumnya masih terbuat dari batu, walaupun ditemukan pula beberapa alat-alat dari tulang atau tanduk hewan. Zaman batu terbagi atas zaman Paleolithikum, Mesolithikum, Neolithikum dan Megalithikum.
2.      Zaman Logam
Pada zaman ini kemampuan manusia Prasejarah dalm membuat barang-barang mengalami peningkatan. Terbukti dengan ditemukannya alat-alat dari logam, yang menunjukan mereka telah memiliki kemampuan untuk mengolah bijih besi. Zamn logam terbagi atas zaman tembaga, logam dan besi.

F.                 Jenis-Jenis Sejarah
Bergantung pada focus kajiannya penelitian sejarah memiliki berbagai topik. Misalnya ada yang menekankan pada aspek ekonomi, sosial, politik, budaya, dan lain-lain. Maka hal ini akan melahirkan beberapa jenis sejarah. Contohnya, sejarah ekonomi, sejarah keluarga, sejarah politik, sejarah militer, sejarah budaya, sejarah sosial, sejarah intelektual, dan lain sebagainya.
  1. Sejarah Ekonomi
Segala kegiatan perekonomian manusia pada masa lalu dapat ditulis menjadi sejarah ekonomi. Misalnya kegiatan produksi, penjualan, pembelian, penawaran dan permintaan barang, penggunaan sumber daya ekonomi, hubunan daang dengan negara dan bangsa lain. Ruang lingkup penulisan sejarah ekonomi bisa dalam skala mikro maupun makro. Ruang  lingkup yang mikro misalnya sejarah ekonomi pedesaan. Hal-hal yang bisa kita kaji antara lain bagaimana kegiatan sehari-hari msayarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, dengan melihat berbagai factor. Dalam skala makro sejarah ekonomi bisa meninjau perekonomian nasional. Misalnya sejarah perekonomin Indonesia pada masa kolonial Belanda. Kita bisa melihat tentang peraturan apa yang diterpkan pemerintah kolonial pada masa itu, bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan msyarakat, dan lain sebagainya.


  1. Sejarah Keluarga
Secara sederhana keluarga merupakan suatu ikatan terkecil dalam masyarakat. Dalam keluarga terdapat sekumpulan individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Dalam menulis sejarah keluarga, kita tidak hanya melihat keluarga sebagai unit tempat tinggal sekelompok manusia, tetapi kita bisa melihat keluarga dalam konteks sosiologis dan antropologis. Dalam konteks sosiologis, keluarga adalah sebuah struktur yang dapat berubah, dapat dilihat sebagai unit sosial, politik, ekonomi dan budaya, system nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga tersebut.  Sebagai suatu struktur maka keluarga dapat membangun suatu perubahan dalam ruang lingkup yang lebih luas. Sejarah asal-usul suatu daerah biasanya dapat dikaitkan dengan lahirnya sebuah keluarga yang menjadi cikal bakal penguasa didaerah tersebut. Tampilnya keluarga sebagai penguasa awal suatu daerah dapat menjadikan sebuah keluarga memiliki peran sebagai unit politik. Perkembangan sejarah keluarga bisa berkaitan dengan sejarah perkembangan politik dari suatu daerah. Perkembangan sejarah keluarga bisa kita lihat dengan pendekaratan antropologi, misalnya dengan system kekerabatan yang dianut oleh keluarga tersebut.
Secara garis besar system kekerabatan dapat dibagi menjadi dua, yaitu matrilineal dan patrilineal. Matrilineal adalah kekerabatan yang didasarkan pada garis keturunan ibu. Sedangkan patrilineal adalah kekerabatan yang didasarkan pada garis keturunan ayah.
  1. Sejarah Politik
Politik biasanya diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan kekuasaan. Dalam kekuasaan terdapat berbagai komponen, misalnya penguasa atau pemerintah, system pemerintahan, parlemen, undang-undang, partai politik, dan lain-lain. Penulisan sejarah yang bertemakan komponen-komponen tersebut biasanya dikelompokan sebagai sejarah politik Dalam sejarah politik biasanya menampilkan “orang-orang besar” yang memiliki pengaruh atau pemimpin negara dan tokoh terhadap kekuasaan. Misalnya raja dan tokoh negara lainnya.






  1. Sejarah Militer
Sejarah militer didefinisikan sebagai sejarah angkatan bersenjata dan perilaku perang. Yang dapat dibahas dalam sejarah militer misalnya strategi yang digunakan, kekuatan pasukan yang berperang, senjata yang dimiliki, dan lain-lain. Dalam penulisan sejarah militer yang sudah berkembang, penulisan  sejarah perang  tidak hanya ditonjolkan aspek-aspek operasional militer saja, melainkan juga dengan melihat aspek-aspek lainnya, misalnya aspek ekonomi, sosial dan ideologi. Karena kekuatan perang ternyata bukan hanya terletak pada kekuatan teknologi persenjataan yang dimilikinya, tetapi juga factor-faktor lain yang mendukungnya. Contohnya, bagaimana mungkin bangsa Indonesia dapat memenangkan perang melawan Belanda dan sekutu jika hanya mengandalkan senjata bambu runcing.
  1. Sejarah Sosial
Sejarah sosial adalah sejarah tentang masyarakat. Masyarakat dilihat sebagai suatu keseluruhan, sebagai bentukan sosial atau sebagai struktur dan proses. Berbagai aspek kehidupan bisa dilihat sebagai bagian dari kenyataan sosial hidup manusia. Sejarah sosial mencoba mengungkap kehidupan orang-orang kecil, seperti petani, buruh, dan lain-lain. Peran orang-orang kecil itu ditampilkan dengan pendekatan struktur. Maksudnya adalah mereka merupakan suatu gambaran masyarakat yang terstruktur. Sebagai suatu struktur, maka dapat dilihat adanya perubahan-perubahan dalam suatu periode tertentu. Perubahan ini terjadi disebabkan oleh adanya berbagai factor.





  1. Sejarah Intelektual
Berfikir merupakan salah satu legiatan manusia sejak manusia itu ada. Hasil-hasil pemikiran manusia pada masa lampau merupakan kajian dari sejarah intelektual. Pemikiran-pemikiran yang lahir dari kegiatan manusia dimasa lalu memiliki berbagai tema, antara lain filsafat, politik, ekonomi, agama, dan sebagainya.
Pemikiran filsafat Yunani yang  berkembang berabad-abad yang lalu, telah dikembangkan oleh para filosuf Islam pada abad ke-7 dan 8, sehingga pada masa itu dunia Islam mengalami kejayaan diberbagai bidang. Kemajuan ilmu pengetahuan Islam ini dapat ditulis menjadi sebuah sejarah intelektual. Untuk mengkaji sejarah intelektual Islam, maka harus melacaknya kebelakang pada perkembangan filsafat Yunani.
Sejarah intelektual di Indonesia dapat kita lakukan dengan mengkaji  beberapa pemikiran para tokoh nasional. Bagaimana kita mengkaji pemikiran-pemikiran itu, kita dapat mulai mempelajari dari latar belakang pendidikannya. Pada umumnya, para tokoh nasional Indonesia berlatar belakang pendidikan Belanda. Walaupun demikian, dalam prakteknya mereka mencoba menyesuaikan dengan kondisi objektif masyarakat di Indonesia.

G.                Klasifikasi Jejak Sejarah
Pada masyarakat yang belum mengenal tulisan, sejarah dapat diperoleh dengan cara menelusuri kebenaran dalam jejak sejarah peristiwa masa lampau. Klasifikasi jejak sejarah dapat berupa folklore, mitologi, legenda, upacara dan lagu.
1. Folklore.
Folklore merupakan kata majemuk yang terdiri dari dua kata dasar folk dan lore. Folk berarti sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri pengenal fisik, sosial, dan kebudayaan sehingga dapat dibedakan dari kelompok-kelompok sosial lainnya. Ciri-ciri pengenal itu antara lain warna kulit, bentuk rambut, mata pencaharian, bahasa, taraf pendidikan, dan agama yang sama. Dan kata lore  merupakan tradisi dari folk, yaitu sebagian kebudayaan yang diwariskan secara lisan atau melalui suatu contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat (mnemonic device).
Dengan demikian folklore dapat diartikan sebagai bagian dari kebudayaan yang disebarkan dan diwariskan secara tradisional, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat. Atau, folklore merupakan adat istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan turun temurun tetapi tidak dibukukan.
2. Mite atau Mitologi.
Adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh yang memiliki cerita. Tokoh mite adalah para dewa atau makhluk setengah dewa. Peristiwanya terjadi didunia lain. Mite pada umumnya mengisahkan terjadinya alam semesta, dunia, manusia pertama, terjadinya maut, bentuk khas binatang, bentuk topografi, gejala alam, dan sebagainya. Mitologi juga mengisahkan petualangan para dewa. Contoh mitologi Yunani yang menganggap Dewa Zeus sebagai kepala para dewa yang berkedudukan di Bukit Olimpus. Untuk menghormatinya dibuatkan bangunan Parthenon, dan juga diadakan pesta olah raga yang sampai sekarang dikenal sebagai pesta olahraga Olimpiade.
Cerita tentang hal yang berbentuk mite pada setiap daerah terkadang ada yang sama dan ada pula yang hanya dimiliki satu daerah tertentu. Contohnya, cerita tentang asal mula terjadinya beras yang dikaitkan dengan cerita Dewi Sri. Walaupun tokohnya sama, tetapi jalannya cerita terkadang berbeda-beda.
 3. Legenda
Legenda adalah cerita rakyat zaman dahulu yang ada hubungannya dengan sejarah. Tokohnya bukan lagi para dewa, melainkan manusia biasa sehingga sifat sakralnya berkurang. Karena legenda sering disertai dengan barang bukti, banyak daerah memiliki legenda yang ceritanya berbeda-beda, namun polanya sering sama. Misalnya yang berkaitan dengan cerita mas kawin yang harus disiapkan pria pelamar dalam tempo satu malam. Seperti cerita Gunung Tengger (Jawa Timur), Roro Jonggrang (Jawa Tengah), Sangkuriang (Jawa Barat), dan Istana Muara Jambi (Jambi). Ada beberapa macam legenda, diantaranya adalah legenda alam gaib yang biasanya merupakan kisah yang dianggap benar-benar terjadi dan pernah dialami seseorang. Legenda semacam ini berfungsi memperkokoh “takhayul” atau kepercayaan rakyat. Biasanya banyak menyangkut tempat yang memberi kesan angker. Misalnya “Si Manis Jembatan Ancol” atau kepercayaan terhadap adanya hantu, genderuwo, kuntilanak, dan sundel bolong. Legenda keagamaan yang berkaitan dengan agama. Contohnya tentang asal mula jakun yang dimiliki setiap pria. Dikisahkan bahwa ketika Nabi Adam memakan buah Kuldi yang terlarang ketahuan oleh Tuhan sehingga ia tercekik dan buah kuldinya itu tersangkut dileher. Atau cerita tentang orang-orang saleh dan penyebar agama Islam di Jawa yang dikenal sebagai Wali Sanga. Mereka  dianggap sebagai orang-orang suci yang memiliki kesaktian dan kelebihan  dibandingkan dengan manusia biasa pada umumnya.
Legenda setempat, berhubungan dengan tempat tertentu, baik nama maupun topografinya. Misalnya cerita tentang Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat. Dikisahkan tentang cinta Sangkuriang terhadap seorang putri yang bernama Dayang Sumbi, yang tidak lain adalah ibunya sendiri. Karena Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkurian adalah anaknya, maka ia meminta Sangkuriang untuk membuat sebuah perahu besar dalam waktu semalam. Karena waktunya tidak terpenuhi, Sangkuriang marah dan menendang perahu yang belum selesai itu sehingga tertelungkup. Maka, jadilah Gunung Tangkuban perahu. Contoh lain dari legenda setempat adalah asal mula nama kota Pandeglang, yang berasal dari kata Pandai Gelang (tempat orang-orang yang ahli membuat gelang). Atau nama Balaraja, yang berasal dari kata Bale Raja (tempat peristirahatan raja). Legenda perseorangan menyangkut tokoh-tokoh tertentu yang disusun oleh pemilik cerita sebagai peristiwa yang benar-benar terjadi. Pada umumnya merupakan saduran yang sudah beraneka ragam. Misalnya cerita “Si Pitung dari Betawi” seorang dari lapisan bawah yang membela rakyat  kecil terhadap kekuasaan Kolonial.
4. Dongeng    
Dongeng adalah cerita rakyat yang  dianggap tidak benar-benar terjadi. Dongeng diceritakan untuk hiburan, walaupun banyak juga yang melukiskan nasehat, kebenaran, pelajaran, atau sindiran. Dongeng digolongkan dalam dongeng binatang, dongeng manusia, dan dongeng lucu. Dongeng binatang (fabel) adalah dongeng yang tokoh utamanya adalah binatang. Tokoh binatang tersebut dapat berbicara dan berakal budi seperti manusia. Misalnya tokoh si Kancil, si Kera, dan lain-lain. Fabel di Jawa dan Bali disebut Tantri. Dongeng yang tokohnya manusia disebut dongeng manusia. Pada umumnya berkisar tentang cerita suka duka seseorang. Dibeberapa tempat cerita dongeng manusia banyak terdapat persamaan. Misalnya cerita “Cinderella” dan “Bawang Merah dan Bawang Putih”, yang mengisahkan tentang seorang wanita yang dimusuhi oleh saudara dan ibunya sendiri. Atau cerita tentang anak durhaka, seperti “Malin Kundang” dari Sumatera Barat, “Si Boncel” dari Jawa Barat Dan dongeng lucu, yaitu dongeng yang bersifat lelucon. Tokohnya biasanya adalah orang bodoh dan lugu, pandir, cerdik serta banyak akal. Misalnya cerita “Si Kabayan” dari Jawa Barat, “Pak Belalang” dari Melayu, “Pan Balangtamak” dari Bali, dan lain-lain.
4.      Upacara
Upacara adalah kegiatan yang dilakukan sehubungan dengan peristiwa yang pernah terjadi dan erat kaitannya dengan mitologi, legenda atau peristiwa penting yang berkaitan dengan manusia seperti kelahiran, pernikahan dan kematian. Peringatannya dteruskan secara berulang-ulang sehingga terpelihara secara turun temurun. Pemeliharaan yang demikian dimaksudkan untuk melestarikan jiwa peristiwa yang penting agar terwarisi oleh generasi berikutnya.
Dalam masyarakat yang belum mengenal tulisan, cerita-cerita tentang masa lalunya atau tentang asal usul sesuatu sering dijadikan kepercayaan. Apalagi jika cerita itu menampilkan seorang tokoh yang dianggap sakral. Masyarakat akan menghormati tokoh itu bahkan menyembahnya. Tokoh tersebut bisa berupa manusia yang memiliki kesaktian ataupun dewa. Bentuk penghormatan terhadap tokoh itu dengan jalan melakukan upacara. Upacara merupakan bentuk perilaku masyarakat yang menunjukan kesadaran terhadap masa lalunya. Masyarakat menjelaskan tentang masa lalunya melalui upacara. Melalui upacara kita dapat melacak asal-usul baik itu tempat, tokoh, sesuatu benda, kejadian alam dan lain-lain.  Misalnya ketika manusia melihat kejadian alam berupa petir yang menyambar pohon sehingga menyebabkan kebakaran, maka timbul anggapan bahwa ada sesuatu yang memiliki kekuatan. Sesuatu itu disebutlah sebagai dewa petir. Dan untuk menghormatinya dilakukanlah upacara pemujaan. Atau seperti yang terjadi pada masyarakat yang memuja dewa matahari sebagai penguasa tertinggi. Untuk menghormatinya dibangunlah suatu monumen sebagai tempat upacara. Contohnya, Obelisk di Mesir.
Rounded Rectangle: Contoh lagu daerah    Tokecang (Jawa Barat)    Tokecang tokecang   Balagendir tos blong  Angeun kacang angeun kacang  Sapependir kosong  Aya listrik di masigit  Meuni caang katingalna  Aya istri jangkung alit  Karangan dina pipina  Tokecang tokecang   Balagendir tos blong  Angeun kacang angeun kacang  Sapependir kosong    Waktu hujan sore (Maluku)    Waktu hujan sore-sore  Kulak sambar pohon kenari  E jo jaro deng mongare  Mari dansa dan menari  Pukul tiga toto buang   kata balimbing dikareta  Nona dansa dengan tuan  Jangan sindir nama beta  E…  menari   Sambil goyang badane  Menari lombo  Pegang lenso manise  Rasa ramai  Jangan pulang dulue
  1. Lagu
Lagu yang dimaksud adalah nyanyian yang telah lama keberadaannya dan berkaitan dengan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh rakyat kecil sehingga disebut nyanyian rakyat (folksong). Dalam nyanyian rakyat, kata-kata dan lagu merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Akan tetapi, teks yang sama tidak selalu dinyanyikan dengan lagu yang sama. Sebaliknya, lagu yang sama sering digunakan untuk menyanyikan beberapa teks nyanyian rakyat yang berbeda. Nyanyian rakyat memiliki perbedaan dengan nyanyian lainnya, seperti lagu pop atau klasik. Hal ini dikarenakan sifatnya yang mudah berubah dan tidak kaku, baik bentuk maupun isinya.



H.        Tradisi Sejarah Pada Masyarakat Sebelum Mengenal Tulisan
Zaman ketika masyarakat Indonesia belum mengenal tulisan disebut zaman pra sejarah. Zaman ini berlangsung sejak manusia ada sampai manusia mulai mengenal tulisan. Masyarakat prasejarah meninggalkan benda-benda kebudayaan dan mewariskannya kepada anak cucunya, yaitu berupa alat-alat dari batu, tulang, logam, dan lain-lain. Oleh karena jaman itu belum mengenal tulisan, maka kehidupan mereka hanya dapat diteliti dengan cara merekonstruksi cara hidupnya berdasarkan benda-benda peninggalan tersebut.
Pada masa hidup berpindah-pindah/nomaden masyarakat prasejarah menggunakan kapak perimbas (chopper) dan kapak penetak (Chopping tool). Alat-alat ini banyak ditemukan di Pacitan, Bengkulu, Awangbangkal (Kalimantan), Cabbenge (Sulawesi) dan Lahat (Sumatera). Selain itu juga digunakan flakes (serpih) yang ditemukan di Jawa, Sulawesi Selatan dan Timor. Dan alat dari tulang yang ditemukan di Ngandong, Ngawi, gua Sampung. Diperkirakan masyarakat pada masa ini tidak hanya hidup berburu, tetapi juga sudah bercocok tanam.
Ketika bangsa Proto Melayu masuk ke Indonesia dari daratan Asia, masuk pula kebudayaan baru. Kebudayaan itu oleh Madame Madelene Colani disebut sebagai kebudayaan Bacson-Hoabinh. Peralatan dari kebudayaan ini  antara lain kapak persegi (kapak bahu), beliung persegi, pebble (kapak Sumatera), kapak genggam, dan kapak lonjong, juga batu serpih, gerabah dan perhiasan. Kemudian masuk pula gelombang migrasi bangsa Deutro Melayu sekitar 400 – 300 SM dengan membawa kebudayaan Dongson. Mereka sudah mampu membuat alat-alat dari logam, antara lain nekara, kapak corong, dan arca perunggu. Selain itu juga ada perhiasan perunggu, benda besi, dan manik-manik. Karena pada masa ini masyarakat sudah  mengenal alat-alat dari logam, maka disebut pula zaman logam.
 Pewarisan tradisi sejarah pada masyarakat yang belum mengenal tulisan dilakukan dengan cara memberi suri tauladan. Tindakan atau perbuatan yang menyangkut tradisi sejarah dicontohkan dalam kehidupan mereka agar ditiru dan diikuti. Tak cukup hanya memberi contoh, juga diwariskan dengan cara mengikutsertakan dan melibatkan generasi penerusnya dalam segala kegiatan kehidupannya. Generasi  muda diajak secara bersama-sama menjalankan kehidupan yang berkebudayaan. Kepada mereka dititipkan pesan agar menjaga dan menjunjung tinggi tradisi sejarah nenek moyangnya. Dengan demikian tradisi tersebut akan berlanjut dari genersi ke generasi.

I.                   Tradisi Sejarah Masyarakat Yang Sudah Mengenal Tulisan
Sejak jaman sebelum mengenal tulisan, bangsa Indonesia dianggap telah memiliki sepuluh kebudayaan yang tinggi, seperti apa yang dikemukakan oleh Brandes. Kebudayan  yang tinggi itu antara lain, membatik, wayang, gamelan, logam, syair, uang, astronomi, ilmu pelayaran, irigasi, pemerintahan yang teratur    ( macapat ). Kebudayaan yang telah tinggi itu kemudian mendapat pengaruh dari luar, yaitu pengaruh Hindu-Budha dari India. Pengaruh ini memperkaya kebudayaan bangsa Indonesia dengan masuknya cabang kebudayaan lain, seperti seni bangunan, seni patung, kesusastraan, dan seni pahat.
Kedua unsur kebudayaan Hindu dan Budha ini berkembang berdampingan dengan penuh toleransi. Perkembangan kebudayaan Hindu Budha ini tampak pada rekaman tertulis yang tersebar diberbagai daerah di Indonesia. Yang dimaksud dengan rekaman tertulis adalah salah satu bentuk kesadaran masyarakat dalam merekam apa yang telah terjadi dimasa lampau yang dianggap peristiwa penting. Cara yang dilakukan untuk merekam peristiwa itu dengan cara menulisnya dalam suatu tulisan yang disebut naskah. Naskah-naskah peninggalan sejarah banyak sekali tersebar diberbagai daerah dengan menggunakan  bahasa dan tulisan yang berbeda-beda. Sebutan untuk naskah-naskah tersebut antara lain, babad, tambo, hikayat, kronik, prasasti, dan lain-lain. Naskah tersebut dianggap naskah lama atau kuno. Ukuran kekunoan suatu naskah didasarkan kepada Monumen STBL No.238 tahun 1931, yaitu berusia 50 tahun. Jadi yang digolongkan sebagai naskah kuno adalah tulisan yang telah berusia lebih dari 50 tahun.
Di Indonesia naskah-naskah kuno itu sudah banyak yang berusia diatas 50 tahun. Bahan  yang digunakan sangat beragam, selain kertas ada pula yang ditulis diatas bambu, kulit kayu, rotan, daun nipah, dan lain-lain.Naskah kuno merupakan sumber informasi kebudayaan daerah masa lampau yang sangat penting dan memiliki makna yang sangat berarti. Bahkan adanya naskah kuno ini menjadi batas yang membedakan suatu masyarakat zaman  pra sejarah dengan masyarakat zaman sejarah. Isi dari naskah-naskah kuno tersebut tidak semuanya menyangkut cerita sejarah. Beberapa materi yang menjadi kandungan naskah kuno adalah ajaran agama, filsafat, adat istidat, doa, obat-obatan, bahasa, bangunan, dan lain-lain. Meskipun tidak menyangkut cerita sejarah, namun dapat dimanfaatkan pula sebagai bahan dalam menulis sejarah. Naskah kuno yang berisi tentang kesejarahan dikategorikan kedalam bentuk historiografi tradisional, karena dalam penulisannya dipengaruhi oleh factor budaya dimana naskah tersebut ditulis. Dengan demikian naskah tersebut dapat menjadi hasil kebudayaan suatu masyarakat. Sebagai kebudayaan suatu masyarakat maka penulisan historiografi tradisional dipengaruhi oleh alam pikiran penulis naskah atau masyarakatnya.
Historiografi tradisional memiliki beberapa ciri, antara lain :
1.      Uraiannya dipengaruhi oleh ciri-ciri budaya masyarakat pendukungnya. Kebudayaan dari daerah setempat  akan berpengaruh terhadap isi dari naskah tersebut, misalnya bahasa yang digunakan, adat istiadat, dan lain-lain.
2.      Cenderung mengabaikan unsur-unsur fakta karena terlalu dipengaruhi atau dikaburkan oleh system kepercayaan yang dimiliki masyarakatnya. Tokoh-tokoh yang menjadi fakta dalam naskah tersebut dibumbui dengan unsur mistik, sehingga yang menonjol bukan tokohnya, melainkan unsur mistik yang dimiliki tokoh tersebut.
3.      Adanya kepercayaan tentang kekuatan sakti, yang menjadi pangkal dari berbagai peristiwa alam, termasuk yang menyangkut kehidupan manusia. Kekuatan ini menampakan diri dimana-mana dan pada setiap saat. Sifat-sifat kekuatan sakti itu bisa bekerja secara otomatis, atau diperlukan orang-orang tertentu untuk mengembangkan atau menggerakannya.
4.      Adanya kepercayaan akan klasifikasi magis yang mempengaruhi segala sesuatu yang ada di alam ini, baik itu makhluk hidup maupun benda-benda mati, baik bagi pengertian-pengertian yang dibentuk dalam akal manusia maupun bagi sifat-sifat yang terdapat dalam materi. Atas dasar klasifikasi semacam ini, maka dengan mudah terjadi perhubungan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain yang secara akal sehat sulit diterima. Contohnya binatang dapat berubah jadi manusia atau jasad manusia berubah menjadi tumbuh-tumbuhan.
5.      Adanya kepercayaan perbuatan magis atau sihir yang dilakukan oleh tokoh-tokoh tertentu. Dalam sejarah Indonesia contoh dari ciri ini adalah cerita tentang tokoh Mpu Bharada dari daerah Wurare. Kehebatannya digambarkan dapat melakukan perjalanan ke Bali hanya dengan menumpang daun kluih. Selain itu, Mpu Bharada juga dapat terbang dengan membawa kendi yang berisi air yang kemudian disiramkan ke bumi. Tindakan tersebut dilakukan atas perintah Airlangga yang ingin membagi dua kerajaan Kediri  untuk anak-anaknya.
6.      Gambaran dari tokoh-tokoh yang ditonjolkan dalam cerita naskah tersebut selalu memiliki silsilah dari tokoh-tokoh yang mistis (raja dianggap titisan dewa). Seperti halnya silsilah bupati-bupati di Jawa Barat,  hampir seluruhnya merujuk kepada Prabu Siliwangi. Prabu Siliwangi adalah tokoh mitos dalam pandangan masyarakat Jawa Barat. Pencantuman tokoh mitos tersebut memiliki fungsi untuk memberikan legitimasi. 
UJI KOMPETENSI


A.                                        Silanglah salah satu jawaban yang paling benar!
1.            Manfaat yang dapat diambil dengan memepelajari peristiwa di masa lampau adalah…
      1. Agar dapat memepersiapkan kehidupan dimasa depan jadi lebih baik
      2. Mengenang peristiwa masa lampau
      3. Untuk dapat diceritakan kepada generasi mendatang
      4. Melupakan kehidupan yang sudah lewat
2.            Perbedaan antara zaman prasejarah dengan zaman sejarah adalah…
      1. Zaman prasejarah sudah ada tulisan, zaman sejarah belum ada tulisan
      2. Zaman prasejarah belum ada tulisan, zaman sejarah suah ada tulisan
      3. Zaman prasejarah belum ada manusia, zaman sejarah sudah ada manusia
      4. Zaman prasejarah sudah ada manusia, zaman sejarah belum ada manusia
3.            Yang termasuk sumber sejarah bersifat otentik  adalah…
      1. Wawancara                                         c. Koran yang se-zaman
      2. Buku                                                   d. Multimedia Audio visual
4.            Dibawah ini merupakan pembabakan zaman prasejarah, kecuali…
      1. Zaman Batu                                        c. Zaman Perunggu
      2. Zaman Logam                                     d. Zaman Kayu
5.            Cara penentuan perubahan zaman prasejarah menjadi zaman sejarah bisa dilihat dari…  
a.                               Kebudayaan                                        c. waktu
b.                              Kehidupan sehari-hari                         d. penemuan-penemuan


B.                             Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban singkat dan tepat!

1.            Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu…
2.            Jelaskan perbedaan pengertian prasejarah dan sejarah…
3.            Jelaskan perbedaan antara Dongeng dengan legenda…
4.            Jelaskan historiografi tardisional…
5.            jelaskan oleh kalian klasifikasi sejarah…










BAB II
PRINSIP-PRINSIP DASAR PENELITIAN SEJARAH

C.                                        Langkah-Langkah Penelitian
Seseorang yang akan melakukan penelitian sejarah harus memahami metode sejarah. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dari peninggalan masa lampau. Metode tersebut terdiri dari serangkaian langkah atau prosedur yang harus ditempuh oleh si peneliti dalam melakukan penelitiannya agar dapat berlangsung secara objektif. Dengan demikian metode sejarah dipandang sebagai alat atau sarana bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian dan penulisan sejarah. Langkah-langkah yang dimaksud adalah :
1.                                          Pemilihan Topik.
Sebelum melakukan peneliian sejarah, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan topik yang akan diteliti. Topik yang diteliti haruslah merupakan topik yang layak untuk dijadikan bahan penelitian dan bukan merupakan pengulangan atau duplikasi dari penelitian sebelumnya. Kelayakan topik penelitian dapat dilihat dari ketersediaan sumber yang dapat dijadikan bahan untuk penelitian. Jangan sampai kita menetapkan topik yang menarik tetapi sumbernya ternyata tidak ada. Berbeda dengan penelitian ilmu pengetahuan lainnya, penelitian sejarah sangat tergantung kepada ketersedian sumber. Jadi topik yang diteliti harus merupakan hal yang baru dan diharapkan dapat memberikan informasi yang baru atau ditemukan teori baru.
Pemilihan topik harus memperhatikan hal-hal berikut :
1.                                                                                                                                                                  Menarik untuk diteliti
2.                                                                                                                                                                  Asli, bukan merupakan pengulangan
3.                                                                                                                                                                  Ketersediaan sumber
4.                  Kedekatan emosional, misalnya yang berhubungan dengan lingkungan sekitar kita
Pemilihan topik ini sangat penting agar peneliti lebih terarah dan terfokus pada masalahnya. Untuk mengarahkan, dalam topik tersebut sebaiknya kita ajukan terlebih dahulu pertanyaan yang akan menjadi masalah yang akan diteliti. Pertanyaan itu meliputi: what (apa), why (mengapa), who (siapa), where (dimana), when (kapan), dan how (bagaimana).
2.                                          Pengumpulan Data/Sumber
Setelah menetapkan topik, langkah selanjutnya adalah pengumpulan data sebagai sumber penelitian. Tahap ini disebut juga dengan heuristik (bhs. Yunani : Heureskein = menemukan). Tahap heuristik adalah tindakan sejarawan untuk mengumpulkan sumber dan jejak-jejak sejarah yang diperlukan yang terkait dengan masalah yang diteliti. Pencarian dapat dilakukan diberbagai dokumen, mengunjungi situs sejarah, atau dengan mewawancarai  tokoh yang menjadi saksi atau mengetahui tentang suatu peristiwa sejarah. Untuk memudahkan penelitian, sumber-sumber sejarah yang begitu banyak dan kompleks perlu diklasifikasikan.
Sumber sejarah adalah segala sesuatu yang secara langsung maupun tidak menyampaikan kepada kita tentang sesuatu peristiwa dimasa lalu. Sumber sejarah merupakan bukti dan fakta adanya kenyataan sejarah. Tanpa adanya sumber, sejarawan tidak akan bisa berbicara apa-apa tentang masa lalu. Adapun sumber sejarah berasal dari bukti-bukti sejarah (evidensi), yaitu segala sesuatu yang dapat dipandang sebagai peninggalan sejarah yang dapat memberikan informasi tentang  terjadinya peristiwa pada masa lampau. Sumber tersebut dapat berupa sumber lisan,  tulisan, dan benda-benda peninggalan sejarah berupa artefak, fosil, prasasti, dan lain-lain.
Sumber lisan yaitu setiap tuturan lisan yang disampaikan oleh orang atau kelompok orang tentang suatu peristiwa nyata yang terjadi pada masa lampau. Sedangkan  sumber tulisan, yaitu segala bentuk informasi mengenai peristiwa sejarah yang diperoleh dari berbagai tulisan. Dan  sumber yang berupa benda budaya peninggalan sejarah atau artefak adalah segala macam bentuk benda budaya yang diduga pernah digunakan oleh masyarakat manusia pada masa lampau yang dapat memberi informasi tentang peristiwa masa lampau.
Sumber sejarah dapat dibagi kedalam dua jenis, yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber asli, berupa kesaksian pelaku atau saksi mata yang hadir dan melihat suatu peristiwa. Sumber ini diperoleh dan dihasilkan dari sisa atau jejak dan orang yang sejaman dengan peristiwa itu. Sumber sekunder adalah sumber yang diperoleh dari tangan kedua, yaitu orang yang tahu suatu peristiwa, tetapi tidak hadir dan melihat peristiwa itu berlangsung. Dapat pula ditambahkan bahwa sumber sejarah dapat berupa sumber formal dan non formal.
Menemukan sumber sejarah tidaklah mudah, mengingat ada peristiwa yang sedikit sekali meninggalkan jejak, bahkan karena sesuatu hal tidak meninggalkan jejak sama sekali. Namun ada pula peristiwa yang meninggalkan jejak yang melimpah. Selain itu sumber sejarah ada yang dengan cepat ditemukan dan diketahui, tetapi ada pula yang setelah beberapa waktu yang lama kemudian baru diketahui. Hal ini bisa terjadi karena jarak waktu. Semakin dekat jarak waktu antara sipeneliti dengan peristiwa sejarah, semakin banyak sumber sejarah yang dapat diperoleh. Sebaliknya, semakin jauh jarak waktunya, semakin langka dan sedikit sumber sejarah yang didapatkan.
3.                                          Verifikasi
Sebelum data dan sumber sejarah yang terkumpul digunakan sebagai pendukung  penelitian, terlebih dahulu dilakukan Verifikasi (pengujian), baik dari segi kebenaran materi atau isi maupun keaslian dari data sumber tersebut. Dalam ilmu sejarah tahap ini disebut kritik. Kritik sejarah tersebut meliputi kritik intern yaitu kritik terhadap isi dan materi, dan kritik ekstern yaitu kritik terhadap keaslian sumber-sumber tersebut.
Kritik intern adalah penilaian keakuratan atau keautentikan terhadap materi sumber sejarah. Didalam proses analisa terhadap suatu dokumen, sejarawan harus selalu memikirkan unsur-unsur yang relevan didalam dokumen itu sendiri secara keseluruhan. Unsur didalam dokumen dianggap relevan dan dapat dipercaya (kredibel) apabila unsur itu paling dekat dengan apa yang telah terjadi. Identifikasi terhadap sipembuat dokumen atau sumber sejarah pun perlu dilakukan untuk menguji keautentikannya.
Kritik ekstern umumnya menyangkut keaslian bahan yang digunakan dalam pembuatan sumber sejarah, seperti prasasti, dokumen, dan naskah. Untuk membedakan itu suatu tipuan  dari dokumen asli, sejarawan dapat menggunakan pengujian yang biasa digunakan didalam penyelidikan polisi dan kehakiman. Bentuk penelitian yang dapat dilakukan sejarawan misalnya tentang waktu pembuatan dokumen, atau penelitian tentang bahan materi pembuatan.
4.                  Interpretasi
Setelah memberikan kritik terhadap sumber, langkah berikutnya adalah memberikan penafsiran atau interpretasi. Pada tahap ini dapat berlaku sifat subjektifitas, karena sejarawan akan melihat sumber sejarah dari sudut pandang yang berbeda. Perbedaan penafsiran terhadap suatu peristiwa yang sama mungkin juga terjadi. Perbedaan tersebut terjadi karena diantara para sejarawan memiliki pandangan, wawasan, ketertarikan, ideology, kepentingan, latar belakang sosial dan tujuan yang berbeda. Interpretasi pada dasarnya merupakan langkah yang dilakukan dalam  menjawab permasalahan dari topik yang diteliti. Fakta yang dihasilkan melalui kritik harus dihubungkan antara yang satu dengan yang lainnya, terutama dalam konteks hubungan sebab akibat atau adanya hubungan yang  sangat berarti/signifikan.
5.                                          Historiografi
Historiografi atau penulisan sejarah merupakan langkah bagaimana sejarawan mengkomunikasikan hasil penelitiannya untuk diketahui umum. Sejarawan melakukan penyusunan kisah sejarah sesuai dengan norma-norma dalam disiplin ilmu sejarah. Diantaranya yang penting adalah harus  kronologis. Disamping itu harus diupayakan seobjektif mungkin. Dalam menulis sejarah berarti seorang sejarawan merekonstruksi sumber-sumber sejarah yang telah ditemukannya menjadi  suatu cerita sejarah. Kemampuan menulis merupakan syarat yang penting bagi seorang sejarawan. Ia harus mampu berimajinasi dalam menyusun cerita sejarah.  Kemampuan berimajinasi dalam menulis menunjukan bahwa menulis sejarah mengandung unsur seni. Bahkan apabila tulisan sejarah itu mampu mengajak pembacanya ikut menerawang kemasa silam dapat mengandung kesan  berekreasi kemasa lampau. 
Bentuk-bentuk historiografi antara  lain dapat berupa: Narasi yang isinya lebih banyak bercerita sesuai dengan apa yang diinformasikan oleh sumber sejarah. Deskriptif yang isinya lebih detail dan kompleks dibandingkan dengan narasi. Dan Analistis, yang isinya lebih banyak berorientasi pada penelaahan masalah. Sehingga tidak sekedar bercerita tetapi banyak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mendalam dengan tinjauan berbagai aspek. Penulisan yang baik adalah gabungan antar unsur naratif, deskriptif dan analitis. Bentuk gabungan ini akan menampilkan unsur cerita, detail sumber dan analisa terhadap peristiwa sejarah.
D.                                        Periodisasi Dan Kronologis
Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari manusia dalam konteks waktu. Dalam kehidupannya, manusia terikat oleh ruang dan waktu. Ada masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Ketiganya menunjukan adanya keseimbangan. Masa lalu akan menentukan masa sekarang, dan masa sekarang menentukan masa depan. Untuk memudahkan memahami konsep waktu maka dibuatlah periodisasi dan kronologi dalam sejarah.

1.                  Periodisasi.
            Untuk memudahkan  mengetahui bagaimana kehidupan manusia dalam rentang waktu dibuatlah periodisasi. Maksud dari periodisasi adalah semacam rangkain serial  menurut urutan zaman.Periodisasi dibuat dengan tujuan agar dapat diketahui ciri khas atau karakteristik kehidupan manusia sehingga mudah dipahami. Dalam periodisasi ini akan diketahui :
1.                                          perkembangan kehidupan manusia
2.                                          kesinambungan antara periode yang satu dengan periode berikutnya.
3.                                          terjadinya fenomena yang berulang
4.                                          perubahan dari periode yang awal sampai pada periode berikutnya
Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks. Kesinambungan terjadi bila suatu masyarakat baru hanya melakukan adopsi lembaga-lembaga lama. Pengulangan yang dimakud disini adalah adanya fenomena yang berulang, bukan peristiwa yang berulang. Sebab peristiwa itu terjadi hanya satu kali. Perubahan terjadi bila masyarakat  mengalami pergeseran, sama dengan perkembangan. Akan tetapi asumsinya adalah adanya perkembangan besar-besaran dan dalam waktu yang relatif singkat. Biasanya perubahan itu terjadi karena pengaruh dari luar.Penyusunan periodisasi bergantung pada jenis sejarah yang akan ditulisnya. Periodisasi dapat disusun berdasarkan perkembangan politik, sosial, ekonomi, kebudayaan, agama, dan sebagainya. Setiap penulis sejarah bebas dalam menetapkan periodisasi, bergantung pada pendiriannya. Periodisasi perkembangan politik akan menyangkut periodisasi kerajaan-kerajaan kuno atau dinasti. Misalnya, kerajaan–kerajaan kuno di Indonesia mulai dari kerajaan Hindu-Buddha sampai kerajaan Islam. Periodisasi berdasarkan sosial ekonomi misalnya melihat perkembangan kehidupan manusia mulai dari masa berburu mengumpulkan makanan, menanam, berkebun atau bersawah, sampai dengan masa produksi. Pada setiap periode tersebut memiliki karakteristiknya.

          Contoh periodisasi sejarah Indonesia berdasarkan hasil kebudayaan :
Zaman
Hasil kebudayaan
Cara hidup
Jenis Manusia
Palaeolithikum
Budaya Pacitan
1.      Kapak Penetak (Chopper)
2.      Kapak Perimbas
Budaya Ngandong
1.      Alat-alat tulang dan tanduk rusa
2.      Flakes (alat-alat yang terbuat dari batu-batu kecil)
1.      Food gathering awal (berburu, menangkap ikan, mengumpulkan keladi, ubi dan buah-buahan)
2.                               Nomaden





 
1.                 Pithecantropus
2.     Sinanthropus Pekinensis
3.                             Homo Wajakensis
4.                             Homo Soloensis
5.      Pithecantropus Erectus
6.      Pithecantropus Robustus
7.                             Mojokertensis
8.      Megantropus PalaeoJavanicus
Mesolithic
Budaya Bacson Hoabin
1.      Kapak Sumatera/kapak genggam (Pebble Culture)
2.      Alat-alat tulang (Bone Culture)
3.      Flakes
4.      Kapak Pendek (Hache Courte)
1.      Food Gathering tahap lanjut
2.      Hidup semi nomaden (sebagian sudah menetap dan sebagian lagi masih mengembara)
3.      Abris sous roche
4.      Kjokkenmoddinger
Papua Melanesoide
1.                             suku Irian
2.      suku Sakai     (Siak)
3.                             suku Atca
4.                             suku Aborigin
5.                             suku Semang
Neolithikum
1.      Kapak Lonjong
2.      Kapak Batu
3.      Kapak persegi
4.      Tembikar
5.      Barang-barang perhiasan
1.      Masa Food Producing
2.      Bercocok tanam
3.                               Nelayan
4.                               Beternak
Proto Melayu
  1. Nias
  2. Toraja
  3. Sasak
  4. Dayak
Megalithikum
Kebudayaan Dongson
1.              Dolmen
2.              Kubur batu
3.             Arca
4.             Manik-manik
5.             Menhir
6.      Punden berundak-undak
7.             Sarkofagus
1.      Food Production
2.      Tempat tinggal menetap
3.      Bercocok tanam
4.                               Beternak
5.                               Nelayan
6.       Membuat gerabah
7.      Rumah panggung
Proto Melayu
  1. Nias
  2. Toraja
  3. Sasak
  4. Dayak


UJI KOMPETENSI
A.                                                                Silanglah salah satu jawaban yang paling benar!
            1.

B.                                                                 Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban singkat dan tepat!




















BAB III
MASYARAKAT PRASEJARAH INDONESIA



Manusia purba adalah jenis manusia yang hidup pada zaman prasejarah. Keberdaan manusia purba di muka bumi ini dapat diketahui dari bekas atau sisa makhluk hidup (tumbuhan, Binatang, dan manusia) yang telah membatu, yang disebut fosil. Fosil-fosil ditemukan dalam lapisan tanah yang berbeda dapat dijadikan sebgai cirri khusus dari satu lapisan tanah.
Ilmu Bantu sejarah yang mempelajari fosil dinamakan Paleontologi, yaitu ilmu yang meneliti dan mengkaji fosil tumbuhan, hewan, dan manusia di bumi (Paleo=tua atau purba, Onto= Kehidupan, Logos= Ilmu). Yang diutamakann dalam ilmu Paleontologi adalah sejarah kehidupan bumi yang menunjukan tahap perkembangan dan punahnya makhluk hidup di bumi.

A. Jenis Fosil Manusia Purba di Indonesia
1.      Jenis Pithechanthropus
Fosil manusia purba jenis inilah yang pertama kali ditemukan di Indonesia oleh Eugen Dubois pada tahun 1890, di daerah Trinil, lembah sungai Bengawan Solo. Fosil Pithecantropus Erectrus (Pithecos=kera, antropus=manusia, erectrus=tegak), yaitu manusia kera yang sudah berjalan tegak. Fosil sejenis ditemukan di daerak Mojokerto oleh Von Koenigswald pada tahun 1936, fosil tersebut dinamakan Pithecanthropus Mojokertensis
2.      Jenis Meghantropus PaleoJavanicus
Di daerah Sangiran, Sragen, pada tahun 1941, Von Koenigswald mengadakan penggalian dan berhasil menemukan beberapa fosil berupa tulang rahang atas, rahang bawah, dan tulang geraham dalam ukuran yang lebih besar dan usianya lebih tua dibandingkan dengan fosil yang ditemukan terdahulu. Oleh karena itu fosil tersebut dinamakan Meganthropus Paleojavanicus.
3.      Jenis Homo Sapiens
Fosil manusia purba yang dapat digolongkan ke dalam Homo Sapiens atau manusia yang berpikir adalah fosil yang ditemukan oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Von Koenigswald, antara tahun 1931-1934 di desa Ngandog, lembah sungai Bengawan Solo. Fosil manusia tersebut memiliki volume otak yang lebih besar dari Pithecantropus Erectrus. Jenis manusia Homo Sapiens diperkirakan hidup antara 25.000-40.000 tahun yang lalu. Manusia jenis ini telah mampu membuat alat-alat dari tulang dan batu walaupun masih sangat sederhana.
INILAH BUKTI-BUKTI TENGKORAK SERTA WUJUD  MANUSIA PURBA DI INDONESIA

Sumber : Museum  Geologi Bandung

E.                                         Kehidupan Zaman Prasejarah
Kehidupan manusia pada zaman prasejarah senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan. Dari yang awalnya sederhana, kemudian berubah menjadi lebih maju. Kehidupan manusia prasejarah belum menetap, mereka suka berpindah-pindah tempat dari satu tempat ke tempat yang lainnya.
Ø           Masa berburu dan meramu makanan (Food Gathering)
Pola hidup manusia prasejarah yang masih tergantung dengan hasil alam dari tempat mereka tinggal tersebut, mereka pun akan mencari tempat lain yang masih banyak menyediakan bahan makanan.
Ø           Masa bercocok tanam (Food Producting)
Kehidupan manusia dimana manusia prasejarah sudah mampu bercocok tananam serta sudah mengenal sisitem kepercayaan.
Ø           Masa pertukangan ( Perundagian)
F.                                         Kebudayaan Manusia Purba
Ø           Zaman batu tua (Paleolithikum)
Ø           Zaman batu tengah (Mesolitihikum)
Ø           Zaman batu baru (Neolithikum)
Ø           Zaman batu Besar (Megalithikum)
G.                                              Jenis-Jenis Manusia Purba

Kawasan
Jenis
Penemu
Lokasi
Indonesia
1.      Meganthropus
 Paleo javanicus
2.      Pithecantropus
a.              Pithecantropus Erectrus
b.              Pithecanthropus Robustus
c.              Pithecantropus
3.      Homo
a.      Homo Wajakensis
b.      Homo Sapiens
Von Keonigswald

Eugene Dubois

Van Koenigswald

Van Koenigswald

Van Rietschoten
Sangiran, Sragen


Trinil, Ngawi

Mojokerto

Sangiran, Sragen, Ngandong, Blora
Wajak, Tulungagung

Luar Indonesia
  1. Pithecantropus Pekinensis
  2. Australopithecus Africanus
  3. Homo Rhodesinensis
  4. Homo Nederthalensis
Davidson Black

Raymond dart

Raymond Dart dan Robert Brom
Rudolf Virchom
Peking

Afrika Selatan

Zimbabwe

Belanda


Kehidupan  serta kebudayaan manusia purba prasejarah:

Manusia Purba Baru Mengenal Api                Sarkofagus( Peti Mati Dari Batu)

Kapak Beliung Persegi                                    Kapak Batu Genggam





BAB IV
KEDATANGAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

Kehidupan masyarakat Yunan
Yang migrasi ke Indonesia
 
Rumpun bahasa
 Austronesia
 



                                                                                                    
A.                Asal-Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Pernahkah kalian terpikir darimana asalnya nenek moyang bangsa kita ini? Tentunya, dalam setiap diri bangsa Indonesia pernah menanyakan hal tersebut. Namun perlu diketahui nenek moyang bangsa ini bukanlah manusia purba. Oleh karena itu pada bahasan kali ini akan dibahas asal nenek moyang bangsa Indonesia
6.                  Rumpun Bahasa Melayu Austronesia
Rumpun bahasa ini merupakan bahasa yang paling meluas di dunia karena banyak digunakan. Rumpun bahasa Austronesia sampai saat ini masih digunakan meliputi wilayah Taiwan, sebagian Vietnam, Malaysia, Filipina dan tentunya Indonesia. Sejarah bahasa Asutronesia sendiri dimulai di Taiwan. Para ahli berpendapat bahwa bahsa melayu austronesia dipakai Taiwan sejak 5000 tahun yang lalu. Penduduk Taiwan inilah yang diasumsikan melakukan migrasi ke wilayah Indonesia dan memperkenalkan bahasa tersebut pada penduduk setempat bahkan mengajarkan juga cara bercocok tanam.
7.                              Persebaran bercocok tanam
Nenek moyang bangsa Indonesia ternyata berasal dari luar Indonesia, yaitu berasal dari Yunan. Kesimpulan ini diambil berdasarkan bukti kesamaan artefak prasejarah yang ditemukandi wilayah itu dengan artefak prasejarah di Indonesia. Dari artefak yang ditemukan di Yunan, tampak bahwa sekitar 3000 SM masyarakat di wilayah itu telah mengenal bercocok tanam.
Kehidupan masyarakat tidak hanya bercocok tanam, tetapi juga beternak. Masyarakat tersebutkemudian melakukan migrasi dan menyebar kesebelah selatan Cina, Vietnam, Semenanjung Malaya, lalu ke Indonesia.
B.                                                                            Kedatangan Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Nenek moyang Indonesia, berabad-abad telah menetap di daerah daratan Indo-Cina yang sekarang bernama Vietnam. Komunitas merekka kita sebut sebgai komunitas Austronesia karena masyarakat di komunitas ini menggunakan bahasa Austronesia sebgai bahasa komunikasi antar mereka.
Komunitas Austronesia yang paling awal ini, melakukan migrasi bergerak menuju ke selatan melalui Filipina, yang akhirnya memasuki wilayah Indonesia dan Oceania. Populasi Austronesia ini mengawali hidup mereka yang baru di wilayah Indonesia dnegan bertani dan mencari hasil laut, memelihara ternak, membuat rumah serta tembikar.
            Migrasi yang mereka lakukan pun tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah laan yang semakin kecil, tetapi juga dikarenakan kondisi musim dan lingkungan yang berpengaruh pada ketersediaan sumber daya bagi kehidupan mereka. Tekanan-tekanan inilah yang menyebabkan mereka berimigrasi mencari wilayah baru sebagai sumber penghidupan mereka, salah satunya wilayah Indonesia.
Ø  Kedatangan Proto Melayu
Berdasarkan pendapat yang mengatakan bahwa orang Melayu ini berasal dari Asia. Mereka ini kemudian dinamai Proto Melayu atau Melayu Tua. Contoh Proto Melayu telah pandai membuat alat bercocok tanam, membuat barang pecah belahdan alat perhiasan. Kedatangan mereka mendesak penduduk dari ras Austrmelansoid ke pedalaman bahkan ke Indonesia bagian Timur.
Ø  Kedatangan Deutro Melayu
Sekitar 500 SM, dating dari teluk Tonkin kepulauan Indonesia.  Merek biaa disebut deutro Melayu atau Melayu Muda. Kedatangan mereka tentu saja mendesak penduduk Proto Melayu yang telah lebih dahulu menetap. Masyarakat membawa kebudayaan perunggu yang terkenal kebudayaan berupa :

       Nekara Dongson.                                                 Kapak Upacara                      

C.                                                                            Zaman Logam (Perundagian)
Zaman logam merupakan zaman atau masa yang masyarakatnya sudah menggunakan peralatan yang terbuat dari logam. Adapun ciri-ciri zaman logam, yaitu :
Ø    Manusia yang hidup pada zaman ini sudah mulai bertempat tinggal menetap.
Ø    Peralatan yang digunakan masyarakatnya sudah mulai beralih ke bahan-bahan yang terbuat logam.
Ø    Mata pencaharian tidak hanya dari pertanian, tetapi juga melalui usaha perdagangan(jual-beli alat dari logam).
Ø    Pola pikir masyarakat mengalami kemajuan dengan bukti mereka sudah menyentuh nilai-nilai keagamaan, yaitu melakukan ritual tradisi memuja roh nenek moyang.
Ø    Memiliki kemampuan tambahan yaitu berlayar dengan menggunakan perahu cadik.


3 komentar:

  1. makasih banget paka atas modul sejarah sma kelas x,
    berguna sekali,
    makasih atas segala penjelasannya yang sangat rinci

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus