BAB. I
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SEJARAH
A. Apa Itu Sejarah?
Secara
etimologi, sejarah berasal dari serapan bahasa Arab yaitu syajaroh yang berarti
pohon. Bagian-bagian dari pohon itu menunjukan adanya aspek kehidupan
yang saling berhubungan, yang membuat pohon itu menjadi hidup. Kita lihat
bagian dari pohon itu terdiri dari akar, batang, dahan, ranting, daun dan buah.
Dari gambaran pohon terdapat gerak yang bersifat aktif yang terus menerus
berubah sesuai dengan waktu dan ruang, karena sejarah memiliki konsep dasar
yaitu konsep perubahan, konsep tentang waktu,
dan konsep kontinuitas dan diskontinuitas.
Jika kita hubungkan pengertian syajaroh dengan kehidupan manusia maka
dapat mengandung arti bahwa manusia itu hidup dan terus bergerak seiring dengan
perjalanan waktu dan tempat atau ruang dimana manusia itu berada. Kehidupan
bukanlah sesuatu yang terus menerus tumbuh dan berkembang. Sebagai
contoh, manusia dalam kehidupannya mengalami fase-fase tertentu yaitu alam
rahim, bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Fase-fase tersebut
menunjukan adanya kesinambungan dalam kehidupan manusia. Kesinambungan itu
terjadi karena manusia diikat oleh waktu dan ruang. Ada masa lalu, masa sekarang dan masa yang
akan datang. Masa lalu akan menentukan masa sekarang, dan masa sekarang akan
menentukan
Kata-kata
arab lainnya yang memiliki arti yang hampir sama dengan Syajaroh antara lain
silsilah, riwayat atau hikayat, kisah dan tarikh. Silsilah menunjuk pada
keluarga dan nenek moyang. Pada masa kerajaan-kerajaan masa lampau sering
dibuat silsilah keluarga raja mulai dari siapa pendiri kerajaan sampai
pada raja yang sedang berkuasa. Riwayat atau hikayat dikaitkan dengan
cerita yang diambil dari kehidupan, baik perorangan maupun keluarga.
Riwayat dapat berarti laporan atau cerita tentang kejadian. Hikayat yaitu
cerita tentang kehidupan yang menjadikan manusia sebagai objeknya atau disebut
dengan biografi. Jika objek cerita itu tentang kehidupan seseorang atau diri
sendiri maka disebut autobiografi. Tujuan dari autobiografi ini antara lain
adalah agar masyarakat dapat mengetahui riwayat hidup dan perjuangannya. Di
Indonesia, kata-kata yang artinya serupa dengan sejarah antara lain babad,
tambo, pustaka, dan cerita. Babad dalam bahasa jawa berarti memangkas. Hasil dari
pembabadan ini adalah suasana terang. Maka dalam hal ini sejarah itu bertugas
memberikan penerangan tentang suatu keadaan. Ada pula dalam bahasa asing yaitu
history/historia, yang berasal dari kata history yang berarti ilmu atau dapat
diterjemahkan orang pandai. Dalam perkembangannya, kata historia berarti
pengertian tentang gejala-gejala terutama yang berkaitan dengan kehidupan
manusia secara kronologis. Dengan demikian dari etimologi, sejarah itu dapat
diartikan sesuatu yang terkait dengan ilmu, terkait dengan perkembangan
suatu keluarga atau masyarakat, dan merupakan sesuatu yang telah terjadi atau
masa lampau umat manusia. Untuk dapat memberikan gambaran tentang
pengertian sejarah secara lengkap, para ahli menjelaskan beberapa definisi
antara lain :
- Herodotus :
Sejarah tidak berkembang kearah depan dengan tujuan pasti melainkan
bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan oleh
keadaan manusia.
- Ibnu Khaldun
: Sejarah adalah catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban
dunia dan tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat
itu. Lebih jauh ia mambagi pengertian sejarah dari dua sisi : sisi luar
dan sisi dalam. Dari sisi luar dijelaskan bahwa sejarah merupakan
perputaran waktu, rangkaian peristiwa dan pergantian kekuasaan. Sedangkan
dari sisi dalam, sejarah adalah sesuatu penalaran kritis dan usaha yang
cermat untuk mencari kebenaran, suatu penjelasan yang cerdas tentang sebab
akibat, tentang asal-usul segala sesuatu, dan suatu pengetahuan yang
mendalam tentang mengapa serta bagaimana peristiwa itu terjadi.
- R. Moh. Ali
: menerangkan bahwa sejarah adalah keseluruhan perubahan dan kejadian yang
benar-benar telah terjadi. Sejarah adalah ilmu yang menyelidiki perubahan
yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
- Robert V.
Daniels mendefinisikan sejarah sebagai kenangan dari tumpuan masa
silam. Sejarah yang dimaksud adalah sejarah manusia. Manusia
merupakan pelaku sejarah. Kemampuan yang dimiliki manusia adalah kemampuan
untuk menangkap kejadian-kejadian yang ada disekelilingnya. Hasil dari
tangkapan tersebut akan menjadi ingatan atau memori dalam dirinya. Dan
memori ini akan menjadi sumber sejarah.
- Robin Winks
menyatakan sejarah adalah studi tentang manusia dalam kehidupan masyarakat
manusia, perubahan masyarakat yang terus menerus merekam ide-ide yang
membatasi aksi-aksi masyarakat, dan merekam kondisi-kondisi material yang
telah membantu atau merintangi perkembangannya.
Berdasakan
definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah studi tentang
:
1. manusia
baik sebagai individu maupun kelompok
2. manusia
dalam konteks waktu
3. manusia
dalam kehidupan masyarakat
4. masyarakat
yang senantiasa berubah
5. kejadian
masa lalu manusia yang dapat memberikan pelajaran pada masa kini dan masa yang
akan datang.
B. Kegunaan Sejarah
Sejarah
sebagai ilmu tidak ada gunanya jika tidak bermanfaat bagi manusia. Kegunaan
sejarah secara sempit dapat dirasakan dalam bidang pengajaran. Sejak dari taman
kanak-kanak sampai sekolah lanjutan, bahkan sekolah tinggi, para siswa diberi
pelajaran sejarah. Pada setiap tingkat pendidikan, pengajarannya disesuaikan
dengan tingkat kemampuan anak didik. Ditingkat pendidikan dasar cenderung
bersifat sebagai hafalan, disekolah lanjutan pada sifat pengertian, sedangkan
di pendidikan tinggi ditekankan pada sifat kritik dan analisis. Diluar
pengajaran, sejarah mempunyai kegunaan yang luas dan mendalam. Beberapa
kegunaan sejarah antara lain :
1. Bersifat edukatif
Kita sering
mendengar ungkapan “belajar dari sejarah”, “belajarlah dari pengalaman”,
“sejarah mengajarkan kepada kita”, “Historia Vitae Magistra” (Sejarah adalah
guru kehidupan) dan ungkapan lain. Ungkapan tersebut mengandung arti bahwa
sejarah memberi pelajaran bagi kehidupan manusia. Banyak nilai-nilai berharga
yang dapat kita petik dari pelajaran sejarah, seperti kebenaran, keadilan,
kejujuran, kearifan, keberanian, rela berkorban, dan lain-lain. Jadi sejarah
banyak mengajarkan moral.
Peristiwa masa lalu tidak sedikit memberikan pelajaran tentang menegakkan kebenaran dan keadilan. Ketika bangsa kita dijajah, banyak terjadi perlawanan yang dilakukan oleh para pejuang dalam menegakkan kebenaran untuk melepaskan diri dari kekuasaan bangsa lain dan mendirikan sebuah negara yang bebas. Perjuangan yang mereka lakukan tidaklah sia-sia.Indonesia menjadi negara yang
merdeka dan berdaulat. Apa yang mereka perjuangkan dimasa lalu memiliki
nilai-nilai luhur dan dapat menjadi cermin kehidupan bagi kita sekarang.
Peristiwa masa lalu tidak sedikit memberikan pelajaran tentang menegakkan kebenaran dan keadilan. Ketika bangsa kita dijajah, banyak terjadi perlawanan yang dilakukan oleh para pejuang dalam menegakkan kebenaran untuk melepaskan diri dari kekuasaan bangsa lain dan mendirikan sebuah negara yang bebas. Perjuangan yang mereka lakukan tidaklah sia-sia.
2. Kegunaan
Inspiratif
Berbagai
kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada pembaca dan pendengarnya. Belajar
dari kebangkitan nasional yang dipelopori oleh berdirinya Budi Utomo
sebagai organisasi perjuangan yang modern, masyarakat Indonesia sekarang berusaha
mengembangkan kebangkitan nasional kedua. Pada kebangkitan nasional pertama,
bangsa Indonesia
berusaha merebut kemerdekaan yang sekarang ini sudah dicapainya. Untuk mengembangkan dan mempertahankan
kemerdekaan, bangsa Indonesia
ingin melakukan kebangkitan nasional kedua dengan bercita-cita mengejar
ketertinggalannya dari bangsa lain. Bangsa Indonesia tidak hanya ingin
merdeka, tetapi juga ingin menjadi bangsa yang maju dan mampu mensejahterakan
rakyatnya. Untuk itu bangsa Indonesia
sekarang harus giat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui iptek
yang dikuasainya, bangsa Indonesia
berpeluang menjadi bangsa yang maju dan disegani serta dapat ikut menjaga
ketertiban dunia. Dalam kebangkitan umat, para pemimpin Islam juga dapat
menjadikan peristiwa masa lampau sebagai inspirasi. Dalam masa sekarang
umat Islam diajak untuk dapat kembali bangkit sebagai pemenang dalam mengarungi
kehidupan dunia. Berbagai usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia
dilakukan dimana-mana, seperti pengembangan lembaga pendidikan diberbagai
pesantren dan mendirikan beberapa lembaga keuangan yang tidak diharamkan oleh
agama.
2.
Kegunaan
rekreatif
Kegunaan
lain dari sejarah adalah kegunaan rekreatif. Kegunaan sejarah sebagai kisah
dapat memberi suatu hiburan yang segar. Melalui penulisan kisah sejarah yang
menarik pembaca dapat merasa terhibur. Gaya
penulisan yang hidup dan komunikatif dari para sejarawan terasa mampu
menghipnotis pembaca. Konsekuensi rasa senang dan daya tarik penulisan sejarah
tersebut pembaca merasa senang. Membaca menjadi media hiburan dan rekreatif.
Membaca telah menjadi bagian dari kesenangan, dan dirasakan sebagai kebutuhan. Pembaca
tulisan sejarah tidak hanya merasa senang layaknya membaca novel, tetapi juga
dapat berimajinasi kemasa lampau. Disini sejarawan dapat menjadi pemandu atau
guide. Orang yang ingin melihat situasi suatu daerah dimasa lampau dapat
membacanya dari hasil penulisan para sejarawan.
Melalui proses rekreasi terhadap berbagai peristiwa sejarah dimasa
lampau memungkinkan orang untuk bercermin diri.
Untuk dapat
mengetahui masa lampau, maka kita memerlukan berbagai sumber. Ada sumber yang mudah diperoleh dan ada pula
sumber yang sangat sulit untuk di dapatkan. Ada tiga macam sumber sejarah yaitu sebagai
berikut:
1.
Sumber Lisan
Keterangan berupa ucapan atau
perkataan dari orang-orang yang mengalami peristiwa secara langsung atau
menjadi saksi langsung dari peristiwa tersebut.
2.
Sumber
Tertulis
Sumber yang berupa prasasti-prasasti,
dokumen, naskah, babad, rekaman dan
tulisan yang terdapat pada benda seperti batu, logam, kayu, bambo,
gerabah, tulang, tanduk, daun lontar.
3.
Sumber
Benda
Sumber yang berupa
peninggalan-peninggalan sejarah ataupun benda-benda budaya seperti kapak,
gerabah, perhiasan, manik-manik dan hasil benda lainya.
C.
Sumber dan
Fakta sejarah
1.
Sumber
Sejarah
Sumber
sejarah adalah sesuatu yang secara langsung ataupun tidak menyampaikan kepada
kita tentang sesuatu kenyataan dimasa lampau. Bagi seorang sejarawan, sumber
sejarah merupakan alat, bukan tujuan akhir. Adanya sumber sejarah merupakan
bukti dan fakta adanya kenyataan sejarah. Dengan sumber inilah, sejarawan dapat
mengetahui kenyataan sejarah. Tanpa adanya sumber, sejarawan tidak akan bisa
bercerita apa-apa tentang masa lalu. Sumber sejarah dapat diklasifikasikan
menjadi sumber primer dan sumber sekunder; sumber tertulis dan sumber lisan,
dan peninggalan benda atau artefak. Sumber primer adalah sumber asli yang
menunjukan kesaksian langsung pada saat peristiwa sejarah terjadi. Sedangkan
sumber sekunder adalah sumber yang ditulis oleh sejarawan berdasarkan sumber
primer atau sumber yang bukan merupakan kesaksian langsung.
Sumber
tertulis merupakan sumber yang banyak digunakan dalam penelitan sejarah. Apa
yang tertulis dalam sumber sejarah akan memberikan informasi tentang kenyataan
dimasa lampau. Jenis sumber ini dapat berupa catatan pribadi, surat-surat,
prasasti, dokumen, notulen rapat, laporan-laporan, surat kabar, dan lain-lain. Sedangkan sumber
lisan adalah keterangan langsung yang diberikan oleh seseorang baik yang
menjadi pelaku sejarah dan saksi langsung, ataupun yang mengetahui tentang
suatu peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Orang yang memberikan keterangan
lisan ini bertanggung jawab atas kebenaran kejadian yang dikisahkannya sehingga
informasinya dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dipergunakan sebagai
sumber sejarah. Untuk memperoleh sumber lisan ini, sejarawan melakukan metode
wawancara.
Sumber lisan memiliki keterbatasan. Keterbatasan ini lebih disebabkan oleh factor manusia sebagai sumber. Kita akan kehilangan sumber lisan jika orang yang mengetahui sesuatu peristiwa telah meninggal dunia, selain itu daya ingat manusia sangat terbatas. Semakin jauh jarak antara peristiwa yang dialami seseorang, kemungkinan besar orang tersebut akan lupa. Keterbatasan ingatan seseorang akan membuat sumber informasi yang dibutuhkan menjadi kurang akurat. Adapun contoh sumber Sejarah adalah sebagai berikut :
Sumber lisan memiliki keterbatasan. Keterbatasan ini lebih disebabkan oleh factor manusia sebagai sumber. Kita akan kehilangan sumber lisan jika orang yang mengetahui sesuatu peristiwa telah meninggal dunia, selain itu daya ingat manusia sangat terbatas. Semakin jauh jarak antara peristiwa yang dialami seseorang, kemungkinan besar orang tersebut akan lupa. Keterbatasan ingatan seseorang akan membuat sumber informasi yang dibutuhkan menjadi kurang akurat. Adapun contoh sumber Sejarah adalah sebagai berikut :
2.
Fakta
Sejarah
Kita
sering melihat kejadian-kejadian di jalan, misalnya orang berjualan, abang
becak menarik becaknya, pemulung memungut barang-barang bekas, dan lain
sebagainya. Peristiwa-peristiwa itu merupakan sebuah kejadian, sebuah kenyataan
yang benar-benar terjadi. Gejala, kejadian atau kenyataan itu dapat ditanggapi
dengan membuat pernyatan, rumusan atau komentar yang dapat menggambarkannya.
Pernyataan atau rumusan tentang peristiwa itulah yang kemudian disebut
sebagai fakta. Jadi pada prinsipnya yang dimaksud dengan fakta sejarah adalah
suatu rumusan atau pernyataan yang dapat dibuktikan “ada” atau “tidak ada”
dalam kenyataan. Menurut Sartono Kartodirjo, fakta sebenarnya
merupakan produk dari proses mental (sejarawan) atau memorisasi karena itu
wajar kalau fakta itu ada unsur subjektifitasnya. Untuk itulah dalam penelitian
sejarah diperlukan ketajaman interpretasi dan kejujuran para sejarawan. F.J.
Tiger mendefinisikan fakta sebagai hasil penyelidikan secara kritis
yang ditarik dari sumber-sumber dokumenter. Sedangkan Louis Gottschalk
mengartikan fakta sebagai suatu unsur yang dijabarkan secara langsung atu tidak
langsung dari sumber sejarah yang dipandang kredibel. Dari pandangan para ahli
tersebut dapat dikatakan bahwa fakta dalam sejarah adalah rumusan atau
kesimpulan yang diambil dari sumber sejarah atau dokumen.
Sedangkan
berdasarkan bentuknya, fakta diklasifikasikan menjadi :
1. Mentifact;
keyakinan dalam masyarakat
2. Artefact;
berupa bangunan, benda-benda arkeologi
3. Sosiofact;
berbagai jenis interaksi dan aktifitas masyarakat
D.
Pengertian
Zaman Prasejarah Dan Zaman Sejarah
1.
Kurun Waktu
Sejarah
Setelah
dijelaskan mengenai apa itu sejarah, maka untuk lebih memudahkan mempelajari
sejarah, kurun waktu sejarah akan dibagi menjadi dua bagian yaitu zaman Prasejarah dan zaman Sejarah.
2.
Zaman
Prasejarah
Zaman
sebelum manusia mnegnal tulisan, biasanya disebut zaman Prasejarah. Oleh karena
itu zaman Prasejarah adalah uraian mengenai kehidupan serta kebudayaan manusia
pada masa lampau sebelum ada bukti-bukti tertulis. Zaman Prasejarah juga biasa disebut sebagai zaman
nirleka (nir: tidak; leka:tulisan), jadi nirleka adalah zaman tanpa tulisan.
3.
Zaman
Sejarah
Zaman
sejarah adalah zaman dimana peninggalan tertulis sudah ditemukan. Setiap daerah
memasuki zaman Sejarah yang berbeda-beda. Contohnya Indonesia , diperkirakan memasuki
zaman Sejarah pada abad ke-4 Masehi. Akan tetapi, di Mesir mereka sudah
memasuki zaman sejarah jauh lebih dulu, yakni sekitar 4000 SM. Cepat tidaknya
suatu kelompok masyarakat memasuki zaman Sejarah, tergantung dari tinggi atau
rendahnya tingkat kebudayaan yang sudah mereka miliki.
E.
Pembabakan
Zaman Prasejarah
1.
Zaman Batu
Zaman ini disebut zamanbatu karena
alat-alat yang ditemukan pada umumnya masih terbuat dari batu, walaupun
ditemukan pula beberapa alat-alat dari tulang atau tanduk hewan. Zaman batu
terbagi atas zaman Paleolithikum, Mesolithikum, Neolithikum dan Megalithikum.
2.
Zaman Logam
Pada zaman ini kemampuan manusia
Prasejarah dalm membuat barang-barang mengalami peningkatan. Terbukti dengan
ditemukannya alat-alat dari logam, yang menunjukan mereka telah memiliki
kemampuan untuk mengolah bijih besi. Zamn logam terbagi atas zaman tembaga,
logam dan besi.
F.
Jenis-Jenis
Sejarah
Bergantung
pada focus kajiannya penelitian sejarah memiliki berbagai topik. Misalnya ada
yang menekankan pada aspek ekonomi, sosial, politik, budaya, dan lain-lain.
Maka hal ini akan melahirkan beberapa jenis sejarah. Contohnya, sejarah
ekonomi, sejarah keluarga, sejarah politik, sejarah militer, sejarah budaya,
sejarah sosial, sejarah intelektual, dan lain sebagainya.
- Sejarah
Ekonomi
Segala
kegiatan perekonomian manusia pada masa lalu dapat ditulis menjadi sejarah
ekonomi. Misalnya kegiatan produksi, penjualan, pembelian, penawaran dan
permintaan barang, penggunaan sumber daya ekonomi, hubunan daang dengan negara
dan bangsa lain. Ruang lingkup penulisan sejarah ekonomi bisa dalam skala mikro
maupun makro. Ruang lingkup yang mikro misalnya sejarah ekonomi pedesaan.
Hal-hal yang bisa kita kaji antara lain bagaimana kegiatan sehari-hari
msayarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, dengan melihat berbagai factor.
Dalam skala makro sejarah ekonomi bisa meninjau perekonomian nasional. Misalnya
sejarah perekonomin Indonesia
pada masa kolonial Belanda. Kita bisa melihat tentang peraturan apa yang
diterpkan pemerintah kolonial pada masa itu, bagaimana pengaruhnya terhadap
kehidupan msyarakat, dan lain sebagainya.
- Sejarah
Keluarga
Secara sederhana keluarga merupakan suatu ikatan terkecil dalam
masyarakat. Dalam keluarga terdapat sekumpulan individu yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak. Dalam menulis sejarah keluarga, kita tidak hanya melihat
keluarga sebagai unit tempat tinggal sekelompok manusia, tetapi kita bisa
melihat keluarga dalam konteks sosiologis dan antropologis. Dalam konteks
sosiologis, keluarga adalah sebuah struktur yang dapat berubah, dapat dilihat
sebagai unit sosial, politik, ekonomi dan budaya, system nilai dan norma yang
berlaku dalam keluarga tersebut. Sebagai
suatu struktur maka keluarga dapat membangun suatu perubahan dalam ruang
lingkup yang lebih luas. Sejarah asal-usul suatu daerah biasanya dapat
dikaitkan dengan lahirnya sebuah keluarga yang menjadi cikal bakal penguasa
didaerah tersebut. Tampilnya keluarga sebagai penguasa awal suatu daerah dapat
menjadikan sebuah keluarga memiliki peran sebagai unit politik. Perkembangan
sejarah keluarga bisa berkaitan dengan sejarah perkembangan politik dari suatu
daerah. Perkembangan sejarah keluarga bisa kita lihat dengan pendekaratan
antropologi, misalnya dengan system kekerabatan yang dianut oleh keluarga tersebut.
Secara garis besar system kekerabatan dapat dibagi menjadi dua, yaitu
matrilineal dan patrilineal. Matrilineal adalah kekerabatan yang didasarkan
pada garis keturunan ibu. Sedangkan patrilineal adalah kekerabatan yang
didasarkan pada garis keturunan ayah.
- Sejarah
Politik
Politik biasanya
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan kekuasaan. Dalam kekuasaan
terdapat berbagai komponen, misalnya penguasa atau pemerintah, system
pemerintahan, parlemen, undang-undang, partai politik, dan lain-lain. Penulisan
sejarah yang bertemakan komponen-komponen tersebut biasanya dikelompokan
sebagai sejarah politik Dalam sejarah politik biasanya menampilkan “orang-orang
besar” yang memiliki pengaruh atau pemimpin negara dan tokoh terhadap
kekuasaan. Misalnya raja dan tokoh negara lainnya.
- Sejarah
Militer
Sejarah
militer didefinisikan sebagai sejarah angkatan bersenjata dan perilaku perang.
Yang dapat dibahas dalam sejarah militer misalnya strategi yang digunakan,
kekuatan pasukan yang berperang, senjata yang dimiliki, dan lain-lain. Dalam
penulisan sejarah militer yang sudah berkembang, penulisan sejarah
perang tidak hanya ditonjolkan aspek-aspek operasional militer saja,
melainkan juga dengan melihat aspek-aspek lainnya, misalnya aspek ekonomi,
sosial dan ideologi. Karena kekuatan perang ternyata bukan hanya terletak pada
kekuatan teknologi persenjataan yang dimilikinya, tetapi juga factor-faktor
lain yang mendukungnya. Contohnya, bagaimana mungkin bangsa Indonesia dapat memenangkan perang
melawan Belanda dan sekutu jika hanya mengandalkan senjata bambu runcing.
- Sejarah Sosial
Sejarah sosial
adalah sejarah tentang masyarakat. Masyarakat dilihat sebagai suatu
keseluruhan, sebagai bentukan sosial atau sebagai struktur dan proses. Berbagai
aspek kehidupan bisa dilihat sebagai bagian dari kenyataan sosial hidup
manusia. Sejarah sosial mencoba mengungkap kehidupan orang-orang kecil, seperti
petani, buruh, dan lain-lain. Peran orang-orang kecil itu ditampilkan dengan
pendekatan struktur. Maksudnya adalah mereka merupakan suatu gambaran
masyarakat yang terstruktur. Sebagai suatu struktur, maka dapat dilihat adanya
perubahan-perubahan dalam suatu periode tertentu. Perubahan ini terjadi disebabkan
oleh adanya berbagai factor.
- Sejarah
Intelektual
Berfikir
merupakan salah satu legiatan manusia sejak manusia itu ada. Hasil-hasil
pemikiran manusia pada masa lampau merupakan kajian dari sejarah intelektual.
Pemikiran-pemikiran yang lahir dari kegiatan manusia dimasa lalu memiliki
berbagai tema, antara lain filsafat, politik, ekonomi, agama, dan sebagainya.
Pemikiran filsafat Yunani yang berkembang berabad-abad yang lalu, telah dikembangkan oleh para filosuf Islam pada abad ke-7 dan 8, sehingga pada masa itu dunia Islam mengalami kejayaan diberbagai bidang. Kemajuan ilmu pengetahuan Islam ini dapat ditulis menjadi sebuah sejarah intelektual. Untuk mengkaji sejarah intelektual Islam, maka harus melacaknya kebelakang pada perkembangan filsafat Yunani.
Sejarah intelektual diIndonesia
dapat kita lakukan dengan mengkaji beberapa pemikiran para tokoh
nasional. Bagaimana kita mengkaji pemikiran-pemikiran itu, kita dapat mulai
mempelajari dari latar belakang pendidikannya. Pada umumnya, para tokoh
nasional Indonesia
berlatar belakang pendidikan Belanda. Walaupun demikian, dalam prakteknya
mereka mencoba menyesuaikan dengan kondisi objektif masyarakat di Indonesia .
Pemikiran filsafat Yunani yang berkembang berabad-abad yang lalu, telah dikembangkan oleh para filosuf Islam pada abad ke-7 dan 8, sehingga pada masa itu dunia Islam mengalami kejayaan diberbagai bidang. Kemajuan ilmu pengetahuan Islam ini dapat ditulis menjadi sebuah sejarah intelektual. Untuk mengkaji sejarah intelektual Islam, maka harus melacaknya kebelakang pada perkembangan filsafat Yunani.
Sejarah intelektual di
G.
Klasifikasi
Jejak Sejarah
Pada masyarakat
yang belum mengenal tulisan, sejarah dapat diperoleh dengan cara menelusuri
kebenaran dalam jejak sejarah peristiwa masa lampau. Klasifikasi jejak sejarah
dapat berupa folklore, mitologi, legenda, upacara dan lagu.
1. Folklore.
Folklore merupakan kata majemuk
yang terdiri dari dua kata dasar folk dan lore. Folk berarti sekelompok orang
yang memiliki ciri-ciri pengenal fisik, sosial, dan kebudayaan sehingga dapat
dibedakan dari kelompok-kelompok sosial lainnya. Ciri-ciri pengenal itu antara
lain warna kulit, bentuk rambut, mata pencaharian, bahasa, taraf pendidikan,
dan agama yang sama. Dan kata lore
merupakan tradisi dari folk, yaitu sebagian kebudayaan yang diwariskan
secara lisan atau melalui suatu contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau
alat pembantu pengingat (mnemonic device).
Dengan demikian
folklore dapat diartikan sebagai bagian dari kebudayaan yang disebarkan dan
diwariskan secara tradisional, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang
disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat. Atau, folklore
merupakan adat istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan turun
temurun tetapi tidak dibukukan.
2. Mite atau Mitologi.
Adalah cerita
prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh yang
memiliki cerita. Tokoh mite adalah para dewa atau makhluk setengah dewa.
Peristiwanya terjadi didunia lain. Mite pada umumnya mengisahkan terjadinya
alam semesta, dunia, manusia pertama, terjadinya maut, bentuk khas binatang,
bentuk topografi, gejala alam, dan sebagainya. Mitologi juga mengisahkan
petualangan para dewa. Contoh mitologi Yunani yang menganggap Dewa Zeus sebagai
kepala para dewa yang berkedudukan di Bukit Olimpus. Untuk menghormatinya
dibuatkan bangunan Parthenon, dan juga diadakan pesta olah raga yang sampai
sekarang dikenal sebagai pesta olahraga Olimpiade.
Cerita tentang
hal yang berbentuk mite pada setiap daerah terkadang ada yang sama dan ada pula
yang hanya dimiliki satu daerah tertentu. Contohnya, cerita tentang asal mula
terjadinya beras yang dikaitkan dengan cerita Dewi Sri. Walaupun tokohnya sama,
tetapi jalannya cerita terkadang berbeda-beda.
3. Legenda
Legenda adalah cerita rakyat
zaman dahulu yang ada hubungannya dengan sejarah. Tokohnya bukan lagi para
dewa, melainkan manusia biasa sehingga sifat sakralnya berkurang. Karena
legenda sering disertai dengan barang bukti, banyak daerah memiliki legenda
yang ceritanya berbeda-beda, namun polanya sering sama. Misalnya yang berkaitan
dengan cerita mas kawin yang harus disiapkan pria pelamar dalam tempo satu
malam. Seperti cerita Gunung Tengger (Jawa Timur), Roro Jonggrang (Jawa
Tengah), Sangkuriang (Jawa Barat), dan Istana Muara Jambi (Jambi). Ada beberapa macam
legenda, diantaranya adalah legenda alam gaib yang biasanya merupakan kisah
yang dianggap benar-benar terjadi dan pernah dialami seseorang. Legenda semacam
ini berfungsi memperkokoh “takhayul” atau kepercayaan rakyat. Biasanya banyak
menyangkut tempat yang memberi kesan angker. Misalnya “Si Manis Jembatan Ancol”
atau kepercayaan terhadap adanya hantu, genderuwo, kuntilanak, dan sundel
bolong. Legenda keagamaan yang berkaitan dengan agama. Contohnya tentang asal
mula jakun yang dimiliki setiap pria. Dikisahkan bahwa ketika Nabi Adam memakan
buah Kuldi yang terlarang ketahuan oleh Tuhan sehingga ia tercekik dan buah
kuldinya itu tersangkut dileher. Atau cerita tentang orang-orang saleh dan
penyebar agama Islam di Jawa yang dikenal sebagai Wali Sanga. Mereka dianggap sebagai orang-orang suci yang
memiliki kesaktian dan kelebihan
dibandingkan dengan manusia biasa pada umumnya.
Legenda setempat,
berhubungan dengan tempat tertentu, baik nama maupun topografinya. Misalnya
cerita tentang Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat. Dikisahkan tentang cinta
Sangkuriang terhadap seorang putri yang bernama Dayang Sumbi, yang tidak lain
adalah ibunya sendiri. Karena Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkurian adalah
anaknya, maka ia meminta Sangkuriang untuk membuat sebuah perahu besar dalam
waktu semalam. Karena waktunya tidak terpenuhi, Sangkuriang marah dan menendang
perahu yang belum selesai itu sehingga tertelungkup. Maka, jadilah Gunung
Tangkuban perahu. Contoh lain dari legenda setempat adalah asal mula nama kota Pandeglang, yang
berasal dari kata Pandai Gelang (tempat orang-orang yang ahli membuat gelang).
Atau nama Balaraja, yang berasal dari kata Bale Raja (tempat peristirahatan
raja). Legenda perseorangan menyangkut tokoh-tokoh tertentu yang disusun oleh
pemilik cerita sebagai peristiwa yang benar-benar terjadi. Pada umumnya
merupakan saduran yang sudah beraneka ragam. Misalnya cerita “Si Pitung dari
Betawi” seorang dari lapisan bawah yang membela rakyat kecil terhadap kekuasaan Kolonial.
4. Dongeng
Dongeng
adalah cerita rakyat yang dianggap tidak benar-benar terjadi. Dongeng
diceritakan untuk hiburan, walaupun banyak juga yang melukiskan nasehat,
kebenaran, pelajaran, atau sindiran. Dongeng digolongkan dalam dongeng
binatang, dongeng manusia, dan dongeng lucu. Dongeng binatang (fabel) adalah
dongeng yang tokoh utamanya adalah binatang. Tokoh binatang tersebut dapat
berbicara dan berakal budi seperti manusia. Misalnya tokoh si Kancil, si Kera,
dan lain-lain. Fabel di Jawa dan Bali disebut
Tantri. Dongeng yang tokohnya manusia disebut dongeng manusia. Pada umumnya
berkisar tentang cerita suka duka seseorang. Dibeberapa tempat cerita dongeng
manusia banyak terdapat persamaan. Misalnya cerita “Cinderella” dan “Bawang
Merah dan Bawang Putih”, yang mengisahkan tentang seorang wanita yang dimusuhi
oleh saudara dan ibunya sendiri. Atau cerita tentang anak durhaka, seperti
“Malin Kundang” dari Sumatera Barat, “Si Boncel” dari Jawa Barat Dan dongeng
lucu, yaitu dongeng yang bersifat lelucon. Tokohnya biasanya adalah orang bodoh
dan lugu, pandir, cerdik serta banyak akal. Misalnya cerita “Si Kabayan” dari
Jawa Barat, “Pak Belalang” dari Melayu, “Pan Balangtamak” dari Bali, dan
lain-lain.
4.
Upacara
Upacara adalah
kegiatan yang dilakukan sehubungan dengan peristiwa yang pernah terjadi dan
erat kaitannya dengan mitologi, legenda atau peristiwa penting yang berkaitan
dengan manusia seperti kelahiran, pernikahan dan kematian. Peringatannya
dteruskan secara berulang-ulang sehingga terpelihara secara turun temurun.
Pemeliharaan yang demikian dimaksudkan untuk melestarikan jiwa peristiwa yang
penting agar terwarisi oleh generasi berikutnya.
Dalam masyarakat
yang belum mengenal tulisan, cerita-cerita tentang masa lalunya atau tentang
asal usul sesuatu sering dijadikan kepercayaan. Apalagi jika cerita itu
menampilkan seorang tokoh yang dianggap sakral. Masyarakat akan menghormati
tokoh itu bahkan menyembahnya. Tokoh tersebut bisa berupa manusia yang memiliki
kesaktian ataupun dewa. Bentuk penghormatan terhadap tokoh itu dengan jalan
melakukan upacara. Upacara merupakan bentuk perilaku masyarakat yang menunjukan
kesadaran terhadap masa lalunya. Masyarakat menjelaskan tentang masa lalunya
melalui upacara. Melalui upacara kita dapat melacak asal-usul baik itu tempat,
tokoh, sesuatu benda, kejadian alam dan lain-lain. Misalnya ketika manusia melihat kejadian alam
berupa petir yang menyambar pohon sehingga menyebabkan kebakaran, maka timbul
anggapan bahwa ada sesuatu yang memiliki kekuatan. Sesuatu itu disebutlah
sebagai dewa petir. Dan untuk menghormatinya dilakukanlah upacara pemujaan.
Atau seperti yang terjadi pada masyarakat yang memuja dewa matahari sebagai
penguasa tertinggi. Untuk menghormatinya dibangunlah suatu monumen sebagai
tempat upacara. Contohnya, Obelisk di Mesir.
- Lagu
Lagu
yang dimaksud adalah nyanyian yang telah lama keberadaannya dan berkaitan
dengan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh rakyat kecil sehingga disebut nyanyian
rakyat (folksong). Dalam nyanyian rakyat, kata-kata dan lagu merupakan satu
kesatuan yang tak terpisahkan. Akan tetapi, teks yang sama tidak selalu
dinyanyikan dengan lagu yang sama. Sebaliknya, lagu yang sama sering digunakan
untuk menyanyikan beberapa teks nyanyian rakyat yang berbeda. Nyanyian rakyat
memiliki perbedaan dengan nyanyian lainnya, seperti lagu pop atau klasik. Hal
ini dikarenakan sifatnya yang mudah berubah dan tidak kaku, baik bentuk maupun
isinya.
H. Tradisi Sejarah Pada Masyarakat Sebelum
Mengenal Tulisan
Zaman ketika
masyarakat Indonesia
belum mengenal tulisan disebut zaman pra sejarah. Zaman ini berlangsung sejak
manusia ada sampai manusia mulai mengenal tulisan. Masyarakat prasejarah
meninggalkan benda-benda kebudayaan dan mewariskannya kepada anak cucunya,
yaitu berupa alat-alat dari batu, tulang, logam, dan lain-lain. Oleh karena
jaman itu belum mengenal tulisan, maka kehidupan mereka hanya dapat diteliti
dengan cara merekonstruksi cara hidupnya berdasarkan benda-benda peninggalan
tersebut.
Pada masa hidup
berpindah-pindah/nomaden masyarakat prasejarah menggunakan kapak perimbas
(chopper) dan kapak penetak (Chopping tool). Alat-alat ini banyak ditemukan di
Pacitan, Bengkulu, Awangbangkal (Kalimantan), Cabbenge (Sulawesi )
dan Lahat (Sumatera). Selain itu juga digunakan flakes (serpih) yang ditemukan
di Jawa, Sulawesi Selatan dan Timor . Dan alat
dari tulang yang ditemukan di Ngandong, Ngawi, gua Sampung. Diperkirakan
masyarakat pada masa ini tidak hanya hidup berburu, tetapi juga sudah bercocok
tanam.
Ketika bangsa
Proto Melayu masuk ke Indonesia
dari daratan Asia , masuk pula kebudayaan baru.
Kebudayaan itu oleh Madame Madelene Colani disebut sebagai kebudayaan
Bacson-Hoabinh. Peralatan dari kebudayaan ini antara lain kapak persegi
(kapak bahu), beliung persegi, pebble (kapak Sumatera), kapak genggam, dan
kapak lonjong, juga batu serpih, gerabah dan perhiasan. Kemudian masuk pula
gelombang migrasi bangsa Deutro Melayu sekitar 400 – 300 SM dengan membawa
kebudayaan Dongson. Mereka sudah mampu membuat alat-alat dari logam, antara
lain nekara, kapak corong, dan arca perunggu. Selain itu juga ada perhiasan
perunggu, benda besi, dan manik-manik. Karena pada masa ini masyarakat
sudah mengenal alat-alat dari logam, maka disebut pula zaman logam.
Pewarisan
tradisi sejarah pada masyarakat yang belum mengenal tulisan dilakukan dengan
cara memberi suri tauladan. Tindakan atau perbuatan yang menyangkut tradisi
sejarah dicontohkan dalam kehidupan mereka agar ditiru dan diikuti. Tak cukup
hanya memberi contoh, juga diwariskan dengan cara mengikutsertakan dan
melibatkan generasi penerusnya dalam segala kegiatan kehidupannya.
Generasi muda diajak secara bersama-sama
menjalankan kehidupan yang berkebudayaan. Kepada mereka dititipkan pesan agar
menjaga dan menjunjung tinggi tradisi sejarah nenek moyangnya. Dengan demikian
tradisi tersebut akan berlanjut dari genersi ke generasi.
I.
Tradisi
Sejarah Masyarakat Yang Sudah Mengenal Tulisan
Sejak jaman sebelum
mengenal tulisan, bangsa Indonesia
dianggap telah memiliki sepuluh kebudayaan yang tinggi, seperti apa yang
dikemukakan oleh Brandes. Kebudayan yang
tinggi itu antara lain, membatik, wayang, gamelan, logam, syair, uang,
astronomi, ilmu pelayaran, irigasi, pemerintahan yang teratur ( macapat ). Kebudayaan yang telah tinggi
itu kemudian mendapat pengaruh dari luar, yaitu pengaruh Hindu-Budha dari India .
Pengaruh ini memperkaya kebudayaan bangsa Indonesia dengan masuknya cabang
kebudayaan lain, seperti seni bangunan, seni patung, kesusastraan, dan seni
pahat.
Kedua unsur
kebudayaan Hindu dan Budha ini berkembang berdampingan dengan penuh toleransi.
Perkembangan kebudayaan Hindu Budha ini tampak pada rekaman tertulis yang
tersebar diberbagai daerah di Indonesia .
Yang dimaksud dengan rekaman tertulis adalah salah satu bentuk kesadaran
masyarakat dalam merekam apa yang telah terjadi dimasa lampau yang dianggap
peristiwa penting. Cara yang dilakukan untuk merekam peristiwa itu dengan cara
menulisnya dalam suatu tulisan yang disebut naskah. Naskah-naskah peninggalan
sejarah banyak sekali tersebar diberbagai daerah dengan menggunakan bahasa dan tulisan yang berbeda-beda. Sebutan
untuk naskah-naskah tersebut antara lain, babad, tambo, hikayat, kronik,
prasasti, dan lain-lain. Naskah tersebut dianggap naskah lama atau kuno. Ukuran
kekunoan suatu naskah didasarkan kepada Monumen STBL No.238 tahun 1931, yaitu
berusia 50 tahun. Jadi yang digolongkan sebagai naskah kuno adalah tulisan yang
telah berusia lebih dari 50 tahun.
Di Indonesia
naskah-naskah kuno itu sudah banyak yang berusia diatas 50 tahun. Bahan yang digunakan sangat beragam, selain kertas
ada pula yang ditulis diatas bambu, kulit kayu, rotan, daun nipah, dan
lain-lain.Naskah kuno merupakan sumber informasi kebudayaan daerah masa lampau
yang sangat penting dan memiliki makna yang sangat berarti. Bahkan adanya
naskah kuno ini menjadi batas yang membedakan suatu masyarakat zaman pra sejarah dengan masyarakat zaman sejarah. Isi
dari naskah-naskah kuno tersebut tidak semuanya menyangkut cerita sejarah.
Beberapa materi yang menjadi kandungan naskah kuno adalah ajaran agama,
filsafat, adat istidat, doa, obat-obatan, bahasa, bangunan, dan lain-lain.
Meskipun tidak menyangkut cerita sejarah, namun dapat dimanfaatkan pula sebagai
bahan dalam menulis sejarah. Naskah kuno yang berisi tentang kesejarahan
dikategorikan kedalam bentuk historiografi tradisional, karena dalam
penulisannya dipengaruhi oleh factor budaya dimana naskah tersebut ditulis.
Dengan demikian naskah tersebut dapat menjadi hasil kebudayaan suatu
masyarakat. Sebagai kebudayaan suatu masyarakat maka penulisan historiografi
tradisional dipengaruhi oleh alam pikiran penulis naskah atau masyarakatnya.
Historiografi tradisional memiliki beberapa ciri, antara lain :
1.
Uraiannya dipengaruhi oleh ciri-ciri budaya masyarakat
pendukungnya. Kebudayaan dari daerah setempat akan berpengaruh terhadap
isi dari naskah tersebut, misalnya bahasa yang digunakan, adat istiadat, dan
lain-lain.
2.
Cenderung mengabaikan unsur-unsur fakta karena terlalu
dipengaruhi atau dikaburkan oleh system kepercayaan yang dimiliki
masyarakatnya. Tokoh-tokoh yang menjadi fakta dalam naskah tersebut dibumbui
dengan unsur mistik, sehingga yang menonjol bukan tokohnya, melainkan unsur
mistik yang dimiliki tokoh tersebut.
3.
Adanya kepercayaan tentang kekuatan sakti, yang menjadi
pangkal dari berbagai peristiwa alam, termasuk yang menyangkut kehidupan
manusia. Kekuatan ini menampakan diri dimana-mana dan pada setiap saat.
Sifat-sifat kekuatan sakti itu bisa bekerja secara otomatis, atau diperlukan
orang-orang tertentu untuk mengembangkan atau menggerakannya.
4.
Adanya kepercayaan akan klasifikasi magis yang
mempengaruhi segala sesuatu yang ada di alam ini, baik itu makhluk hidup maupun
benda-benda mati, baik bagi pengertian-pengertian yang dibentuk dalam akal
manusia maupun bagi sifat-sifat yang terdapat dalam materi. Atas dasar
klasifikasi semacam ini, maka dengan mudah terjadi perhubungan antara sesuatu
dengan sesuatu yang lain yang secara akal sehat sulit diterima. Contohnya
binatang dapat berubah jadi manusia atau jasad manusia berubah menjadi
tumbuh-tumbuhan.
5.
Adanya kepercayaan perbuatan magis atau sihir yang
dilakukan oleh tokoh-tokoh tertentu. Dalam sejarah Indonesia contoh dari ciri ini
adalah cerita tentang tokoh Mpu Bharada dari daerah Wurare. Kehebatannya
digambarkan dapat melakukan perjalanan ke Bali
hanya dengan menumpang daun kluih. Selain itu, Mpu Bharada juga dapat terbang
dengan membawa kendi yang berisi air yang kemudian disiramkan ke bumi. Tindakan
tersebut dilakukan atas perintah Airlangga yang ingin membagi dua kerajaan Kediri untuk
anak-anaknya.
6.
Gambaran dari tokoh-tokoh yang ditonjolkan dalam cerita
naskah tersebut selalu memiliki silsilah dari tokoh-tokoh yang mistis (raja
dianggap titisan dewa). Seperti halnya silsilah bupati-bupati di Jawa
Barat, hampir seluruhnya merujuk kepada Prabu Siliwangi. Prabu Siliwangi
adalah tokoh mitos dalam pandangan masyarakat Jawa Barat. Pencantuman tokoh
mitos tersebut memiliki fungsi untuk memberikan legitimasi.
UJI
KOMPETENSI
A.
Silanglah
salah satu jawaban yang paling benar!
1.
Manfaat yang dapat diambil dengan memepelajari
peristiwa di masa lampau adalah…
- Agar dapat memepersiapkan kehidupan dimasa depan
jadi lebih baik
- Mengenang peristiwa masa lampau
- Untuk dapat diceritakan kepada generasi mendatang
- Melupakan kehidupan yang sudah lewat
2.
Perbedaan antara zaman prasejarah dengan zaman sejarah
adalah…
- Zaman prasejarah sudah ada tulisan, zaman sejarah
belum ada tulisan
- Zaman prasejarah belum ada tulisan, zaman sejarah
suah ada tulisan
- Zaman prasejarah belum ada manusia, zaman sejarah
sudah ada manusia
- Zaman prasejarah sudah ada manusia, zaman sejarah
belum ada manusia
3.
Yang termasuk sumber sejarah bersifat otentik adalah…
- Wawancara c.
Koran yang se-zaman
- Buku d.
Multimedia Audio visual
4.
Dibawah ini merupakan pembabakan zaman prasejarah, kecuali…
- Zaman Batu c.
Zaman Perunggu
- Zaman Logam d.
Zaman Kayu
5.
Cara penentuan perubahan zaman prasejarah menjadi zaman
sejarah bisa dilihat dari…
a.
Kebudayaan c.
waktu
b.
Kehidupan sehari-hari d.
penemuan-penemuan
B.
Isilah
titik-titik di bawah ini dengan jawaban singkat dan tepat!
1.
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu…
2.
Jelaskan perbedaan pengertian prasejarah dan sejarah…
3.
Jelaskan perbedaan antara Dongeng dengan legenda…
4.
Jelaskan historiografi tardisional…
5.
jelaskan oleh kalian klasifikasi sejarah…
BAB II
PRINSIP-PRINSIP DASAR PENELITIAN SEJARAH
C.
Langkah-Langkah
Penelitian
Seseorang yang
akan melakukan penelitian sejarah harus memahami metode sejarah. Metode sejarah
adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dari peninggalan
masa lampau. Metode tersebut terdiri dari serangkaian langkah atau prosedur
yang harus ditempuh oleh si peneliti dalam melakukan penelitiannya agar dapat
berlangsung secara objektif. Dengan demikian metode sejarah dipandang sebagai
alat atau sarana bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian dan penulisan
sejarah. Langkah-langkah yang dimaksud adalah :
1.
Pemilihan
Topik.
Sebelum
melakukan peneliian sejarah, langkah pertama yang harus dilakukan adalah
menetapkan topik yang akan diteliti. Topik yang diteliti haruslah merupakan
topik yang layak untuk dijadikan bahan penelitian dan bukan merupakan
pengulangan atau duplikasi dari penelitian sebelumnya. Kelayakan topik
penelitian dapat dilihat dari ketersediaan sumber yang dapat dijadikan bahan
untuk penelitian. Jangan sampai kita menetapkan topik yang menarik tetapi
sumbernya ternyata tidak ada. Berbeda dengan penelitian ilmu pengetahuan
lainnya, penelitian sejarah sangat tergantung kepada ketersedian sumber. Jadi
topik yang diteliti harus merupakan hal yang baru dan diharapkan dapat
memberikan informasi yang baru atau ditemukan teori baru.
Pemilihan topik harus memperhatikan hal-hal berikut :
Pemilihan topik harus memperhatikan hal-hal berikut :
1.
Menarik untuk diteliti
2.
Asli, bukan merupakan pengulangan
3.
Ketersediaan sumber
4.
Kedekatan emosional, misalnya yang berhubungan dengan
lingkungan sekitar kita
Pemilihan topik
ini sangat penting agar peneliti lebih terarah dan terfokus pada masalahnya.
Untuk mengarahkan, dalam topik tersebut sebaiknya kita ajukan terlebih dahulu
pertanyaan yang akan menjadi masalah yang akan diteliti. Pertanyaan itu
meliputi: what (apa), why (mengapa), who
(siapa), where (dimana), when (kapan), dan how
(bagaimana).
2.
Pengumpulan
Data/Sumber
Setelah
menetapkan topik, langkah selanjutnya adalah pengumpulan data sebagai sumber
penelitian. Tahap ini disebut juga dengan heuristik (bhs. Yunani :
Heureskein = menemukan). Tahap heuristik adalah tindakan sejarawan untuk
mengumpulkan sumber dan jejak-jejak sejarah yang diperlukan yang terkait dengan
masalah yang diteliti. Pencarian dapat dilakukan diberbagai dokumen,
mengunjungi situs sejarah, atau dengan mewawancarai tokoh yang menjadi
saksi atau mengetahui tentang suatu peristiwa sejarah. Untuk memudahkan
penelitian, sumber-sumber sejarah yang begitu banyak dan kompleks perlu
diklasifikasikan.
Sumber sejarah
adalah segala sesuatu yang secara langsung maupun tidak menyampaikan kepada
kita tentang sesuatu peristiwa dimasa lalu. Sumber sejarah merupakan bukti dan
fakta adanya kenyataan sejarah. Tanpa adanya sumber, sejarawan tidak akan bisa
berbicara apa-apa tentang masa lalu. Adapun sumber sejarah berasal dari
bukti-bukti sejarah (evidensi), yaitu segala sesuatu yang dapat dipandang
sebagai peninggalan sejarah yang dapat memberikan informasi tentang terjadinya peristiwa pada masa lampau. Sumber
tersebut dapat berupa sumber lisan,
tulisan, dan benda-benda peninggalan sejarah berupa artefak, fosil,
prasasti, dan lain-lain.
Sumber lisan
yaitu setiap tuturan lisan yang disampaikan oleh orang atau kelompok orang
tentang suatu peristiwa nyata yang terjadi pada masa lampau. Sedangkan sumber tulisan, yaitu segala bentuk informasi
mengenai peristiwa sejarah yang diperoleh dari berbagai tulisan. Dan sumber yang berupa benda budaya peninggalan
sejarah atau artefak adalah segala macam bentuk benda budaya yang diduga pernah
digunakan oleh masyarakat manusia pada masa lampau yang dapat memberi informasi
tentang peristiwa masa lampau.
Sumber sejarah
dapat dibagi kedalam dua jenis, yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber
primer adalah sumber asli, berupa kesaksian pelaku atau saksi mata yang hadir
dan melihat suatu peristiwa. Sumber ini diperoleh dan dihasilkan dari sisa atau
jejak dan orang yang sejaman dengan peristiwa itu. Sumber sekunder adalah
sumber yang diperoleh dari tangan kedua, yaitu orang yang tahu suatu peristiwa,
tetapi tidak hadir dan melihat peristiwa itu berlangsung. Dapat pula
ditambahkan bahwa sumber sejarah dapat berupa sumber formal dan non formal.
Menemukan sumber
sejarah tidaklah mudah, mengingat ada peristiwa yang sedikit sekali
meninggalkan jejak, bahkan karena sesuatu hal tidak meninggalkan jejak sama
sekali. Namun ada pula peristiwa yang meninggalkan jejak yang melimpah. Selain
itu sumber sejarah ada yang dengan cepat ditemukan dan diketahui, tetapi ada
pula yang setelah beberapa waktu yang lama kemudian baru diketahui. Hal ini
bisa terjadi karena jarak waktu. Semakin dekat jarak waktu antara sipeneliti
dengan peristiwa sejarah, semakin banyak sumber sejarah yang dapat diperoleh.
Sebaliknya, semakin jauh jarak waktunya, semakin langka dan sedikit sumber
sejarah yang didapatkan.
3.
Verifikasi
Sebelum
data dan sumber sejarah yang terkumpul digunakan sebagai pendukung
penelitian, terlebih dahulu dilakukan Verifikasi (pengujian),
baik dari segi kebenaran materi atau isi maupun keaslian dari data sumber
tersebut. Dalam ilmu sejarah tahap ini disebut kritik. Kritik
sejarah tersebut meliputi kritik intern yaitu kritik terhadap isi dan
materi, dan kritik ekstern yaitu kritik terhadap keaslian sumber-sumber
tersebut.
Kritik intern adalah penilaian keakuratan atau keautentikan terhadap materi sumber sejarah. Didalam proses analisa terhadap suatu dokumen, sejarawan harus selalu memikirkan unsur-unsur yang relevan didalam dokumen itu sendiri secara keseluruhan. Unsur didalam dokumen dianggap relevan dan dapat dipercaya (kredibel) apabila unsur itu paling dekat dengan apa yang telah terjadi. Identifikasi terhadap sipembuat dokumen atau sumber sejarah pun perlu dilakukan untuk menguji keautentikannya.
Kritik ekstern umumnya menyangkut keaslian bahan yang digunakan dalam pembuatan sumber sejarah, seperti prasasti, dokumen, dan naskah. Untuk membedakan itu suatu tipuan dari dokumen asli, sejarawan dapat menggunakan pengujian yang biasa digunakan didalam penyelidikan polisi dan kehakiman. Bentuk penelitian yang dapat dilakukan sejarawan misalnya tentang waktu pembuatan dokumen, atau penelitian tentang bahan materi pembuatan.
Kritik intern adalah penilaian keakuratan atau keautentikan terhadap materi sumber sejarah. Didalam proses analisa terhadap suatu dokumen, sejarawan harus selalu memikirkan unsur-unsur yang relevan didalam dokumen itu sendiri secara keseluruhan. Unsur didalam dokumen dianggap relevan dan dapat dipercaya (kredibel) apabila unsur itu paling dekat dengan apa yang telah terjadi. Identifikasi terhadap sipembuat dokumen atau sumber sejarah pun perlu dilakukan untuk menguji keautentikannya.
Kritik ekstern umumnya menyangkut keaslian bahan yang digunakan dalam pembuatan sumber sejarah, seperti prasasti, dokumen, dan naskah. Untuk membedakan itu suatu tipuan dari dokumen asli, sejarawan dapat menggunakan pengujian yang biasa digunakan didalam penyelidikan polisi dan kehakiman. Bentuk penelitian yang dapat dilakukan sejarawan misalnya tentang waktu pembuatan dokumen, atau penelitian tentang bahan materi pembuatan.
4.
Interpretasi
Setelah
memberikan kritik terhadap sumber, langkah berikutnya adalah memberikan
penafsiran atau interpretasi. Pada tahap ini dapat berlaku sifat subjektifitas,
karena sejarawan akan melihat sumber sejarah dari sudut pandang yang berbeda.
Perbedaan penafsiran terhadap suatu peristiwa yang sama mungkin juga terjadi.
Perbedaan tersebut terjadi karena diantara para sejarawan memiliki pandangan,
wawasan, ketertarikan, ideology, kepentingan, latar belakang sosial dan tujuan
yang berbeda. Interpretasi pada dasarnya merupakan langkah yang dilakukan dalam menjawab permasalahan dari topik yang
diteliti. Fakta yang dihasilkan melalui kritik harus dihubungkan antara yang
satu dengan yang lainnya, terutama dalam konteks hubungan sebab akibat atau
adanya hubungan yang sangat
berarti/signifikan.
5.
Historiografi
Historiografi
atau penulisan sejarah merupakan langkah bagaimana sejarawan mengkomunikasikan
hasil penelitiannya untuk diketahui umum. Sejarawan melakukan penyusunan kisah
sejarah sesuai dengan norma-norma dalam disiplin ilmu sejarah. Diantaranya yang
penting adalah harus kronologis. Disamping
itu harus diupayakan seobjektif mungkin. Dalam menulis sejarah berarti seorang
sejarawan merekonstruksi sumber-sumber sejarah yang telah ditemukannya
menjadi suatu cerita sejarah. Kemampuan
menulis merupakan syarat yang penting bagi seorang sejarawan. Ia harus mampu
berimajinasi dalam menyusun cerita sejarah.
Kemampuan berimajinasi dalam menulis menunjukan bahwa menulis sejarah
mengandung unsur seni. Bahkan apabila tulisan sejarah itu mampu mengajak pembacanya
ikut menerawang kemasa silam dapat mengandung kesan berekreasi kemasa lampau.
Bentuk-bentuk
historiografi antara lain dapat berupa:
Narasi yang isinya lebih banyak bercerita sesuai dengan apa yang diinformasikan
oleh sumber sejarah. Deskriptif yang isinya lebih detail dan kompleks dibandingkan
dengan narasi. Dan Analistis, yang isinya lebih banyak berorientasi pada
penelaahan masalah. Sehingga tidak sekedar bercerita tetapi banyak menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang mendalam dengan tinjauan berbagai aspek. Penulisan
yang baik adalah gabungan antar unsur naratif, deskriptif dan analitis. Bentuk
gabungan ini akan menampilkan unsur cerita, detail sumber dan analisa terhadap
peristiwa sejarah.
D.
Periodisasi
Dan Kronologis
Sejarah
merupakan ilmu yang mempelajari manusia dalam konteks waktu. Dalam
kehidupannya, manusia terikat oleh ruang dan waktu. Ada masa lalu, masa sekarang, dan masa depan.
Ketiganya menunjukan adanya keseimbangan. Masa lalu akan menentukan masa
sekarang, dan masa sekarang menentukan masa depan. Untuk memudahkan memahami
konsep waktu maka dibuatlah periodisasi dan kronologi dalam sejarah.
1.
Periodisasi.
Untuk memudahkan mengetahui bagaimana kehidupan manusia dalam rentang waktu dibuatlah periodisasi. Maksud dari periodisasi adalah semacam rangkain serial menurut urutan zaman.Periodisasi dibuat dengan tujuan agar dapat diketahui ciri khas atau karakteristik kehidupan manusia sehingga mudah dipahami. Dalam periodisasi ini akan diketahui :
Untuk memudahkan mengetahui bagaimana kehidupan manusia dalam rentang waktu dibuatlah periodisasi. Maksud dari periodisasi adalah semacam rangkain serial menurut urutan zaman.Periodisasi dibuat dengan tujuan agar dapat diketahui ciri khas atau karakteristik kehidupan manusia sehingga mudah dipahami. Dalam periodisasi ini akan diketahui :
1.
perkembangan kehidupan manusia
2.
kesinambungan antara periode yang satu dengan periode
berikutnya.
3.
terjadinya fenomena yang berulang
4.
perubahan dari periode yang awal sampai pada periode
berikutnya
Perkembangan
terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang sederhana
ke bentuk yang lebih kompleks. Kesinambungan terjadi bila suatu masyarakat baru
hanya melakukan adopsi lembaga-lembaga lama. Pengulangan yang dimakud disini
adalah adanya fenomena yang berulang, bukan peristiwa yang berulang. Sebab
peristiwa itu terjadi hanya satu kali. Perubahan terjadi bila masyarakat mengalami pergeseran, sama dengan
perkembangan. Akan tetapi asumsinya adalah adanya perkembangan besar-besaran
dan dalam waktu yang relatif singkat. Biasanya perubahan itu terjadi karena
pengaruh dari luar.Penyusunan periodisasi bergantung pada jenis sejarah yang
akan ditulisnya. Periodisasi dapat disusun berdasarkan perkembangan politik,
sosial, ekonomi, kebudayaan, agama, dan sebagainya. Setiap penulis sejarah
bebas dalam menetapkan periodisasi, bergantung pada pendiriannya. Periodisasi
perkembangan politik akan menyangkut periodisasi kerajaan-kerajaan kuno atau
dinasti. Misalnya, kerajaan–kerajaan kuno di Indonesia mulai dari kerajaan
Hindu-Buddha sampai kerajaan Islam. Periodisasi berdasarkan sosial ekonomi
misalnya melihat perkembangan kehidupan manusia mulai dari masa berburu
mengumpulkan makanan, menanam, berkebun atau bersawah, sampai dengan masa
produksi. Pada setiap periode tersebut memiliki karakteristiknya.
Contoh periodisasi sejarah Indonesia
berdasarkan hasil kebudayaan :
Zaman
|
Hasil kebudayaan
|
Cara hidup
|
Jenis Manusia
|
Palaeolithikum
|
Budaya
Pacitan
1.
Kapak Penetak (Chopper)
2.
Kapak Perimbas
Budaya
Ngandong
1.
Alat-alat tulang dan tanduk rusa
2.
Flakes (alat-alat yang terbuat dari batu-batu kecil)
|
1.
Food gathering awal (berburu, menangkap ikan,
mengumpulkan keladi, ubi dan buah-buahan)
2.
Nomaden
|
1.
Pithecantropus
2.
Sinanthropus Pekinensis
3.
Homo Wajakensis
4.
Homo Soloensis
5.
Pithecantropus Erectus
6.
Pithecantropus Robustus
7.
Mojokertensis
8.
Megantropus PalaeoJavanicus
|
Mesolithic
|
Budaya
Bacson Hoabin
1.
Kapak Sumatera/kapak genggam (Pebble Culture)
2.
Alat-alat tulang (Bone Culture)
3.
Flakes
4.
Kapak Pendek (Hache Courte)
|
1.
Food Gathering tahap lanjut
2.
Hidup semi nomaden (sebagian sudah menetap dan
sebagian lagi masih mengembara)
3.
Abris sous roche
4.
Kjokkenmoddinger
|
Papua
Melanesoide
1.
suku Irian
2.
suku
3.
suku Atca
4.
suku Aborigin
5.
suku Semang
|
Neolithikum
|
1.
Kapak Lonjong
2.
Kapak Batu
3.
Kapak persegi
4.
Tembikar
5.
Barang-barang perhiasan
|
1.
Masa Food Producing
2.
Bercocok tanam
3.
Nelayan
4.
Beternak
|
Proto
Melayu
|
Megalithikum
|
Kebudayaan
Dongson
1.
Dolmen
2.
Kubur batu
3.
Arca
4.
Manik-manik
5.
Menhir
6.
Punden berundak-undak
7.
Sarkofagus
|
1.
Food Production
2.
Tempat tinggal menetap
3.
Bercocok tanam
4.
Beternak
5.
Nelayan
6.
Membuat gerabah
7.
Rumah panggung
|
Proto
Melayu
|
UJI KOMPETENSI
A.
Silanglah
salah satu jawaban yang paling benar!
1.
B.
Isilah
titik-titik dibawah ini dengan jawaban singkat dan tepat!
BAB III
MASYARAKAT PRASEJARAH INDONESIA
Manusia purba
adalah jenis manusia yang hidup pada zaman prasejarah. Keberdaan manusia purba
di muka bumi ini dapat diketahui dari bekas atau sisa makhluk hidup (tumbuhan,
Binatang, dan manusia) yang telah membatu, yang disebut fosil. Fosil-fosil ditemukan dalam lapisan tanah yang berbeda dapat
dijadikan sebgai cirri khusus dari satu lapisan tanah.
Ilmu Bantu
sejarah yang mempelajari fosil dinamakan Paleontologi,
yaitu ilmu yang meneliti dan mengkaji fosil tumbuhan, hewan, dan manusia di
bumi (Paleo=tua atau purba, Onto= Kehidupan, Logos= Ilmu). Yang diutamakann
dalam ilmu Paleontologi adalah sejarah kehidupan bumi yang menunjukan tahap
perkembangan dan punahnya makhluk hidup di bumi.
A. Jenis Fosil Manusia Purba di Indonesia
1. Jenis Pithechanthropus
Fosil manusia
purba jenis inilah yang pertama kali ditemukan di Indonesia oleh Eugen Dubois pada tahun 1890, di daerah Trinil, lembah sungai
Bengawan Solo. Fosil Pithecantropus Erectrus (Pithecos=kera, antropus=manusia,
erectrus=tegak), yaitu manusia kera yang sudah berjalan tegak. Fosil sejenis
ditemukan di daerak Mojokerto oleh Von Koenigswald pada tahun 1936, fosil
tersebut dinamakan Pithecanthropus
Mojokertensis
2. Jenis Meghantropus PaleoJavanicus
Di daerah
Sangiran, Sragen, pada tahun 1941, Von Koenigswald mengadakan penggalian dan
berhasil menemukan beberapa fosil berupa tulang rahang atas, rahang bawah, dan
tulang geraham dalam ukuran yang lebih besar dan usianya lebih tua dibandingkan
dengan fosil yang ditemukan terdahulu. Oleh karena itu fosil tersebut dinamakan
Meganthropus Paleojavanicus.
3. Jenis Homo Sapiens
Fosil manusia purba
yang dapat digolongkan ke dalam Homo Sapiens atau manusia yang berpikir adalah
fosil yang ditemukan oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Von Koenigswald, antara
tahun 1931-1934 di desa Ngandog, lembah sungai Bengawan Solo. Fosil manusia
tersebut memiliki volume otak yang lebih besar dari Pithecantropus Erectrus.
Jenis manusia Homo Sapiens diperkirakan hidup antara 25.000-40.000 tahun yang
lalu. Manusia jenis ini telah mampu membuat alat-alat dari tulang dan batu
walaupun masih sangat sederhana.
INILAH BUKTI-BUKTI TENGKORAK SERTA WUJUD MANUSIA PURBA DI INDONESIA
Sumber
: Museum Geologi Bandung
E.
Kehidupan
Zaman Prasejarah
Kehidupan
manusia pada zaman prasejarah senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan.
Dari yang awalnya sederhana, kemudian berubah menjadi lebih maju. Kehidupan
manusia prasejarah belum menetap, mereka suka berpindah-pindah tempat dari satu
tempat ke tempat yang lainnya.
Ø
Masa berburu dan meramu makanan (Food Gathering)
Pola hidup
manusia prasejarah yang masih tergantung dengan hasil alam dari tempat mereka tinggal
tersebut, mereka pun akan mencari tempat lain yang masih banyak menyediakan
bahan makanan.
Ø
Masa bercocok tanam (Food Producting)
Kehidupan
manusia dimana manusia prasejarah sudah mampu bercocok tananam serta sudah
mengenal sisitem kepercayaan.
Ø
Masa pertukangan ( Perundagian)
F.
Kebudayaan
Manusia Purba
Ø
Zaman batu tua (Paleolithikum)
Ø
Zaman batu tengah (Mesolitihikum)
Ø
Zaman batu baru (Neolithikum)
Ø
Zaman batu Besar (Megalithikum)
G.
Jenis-Jenis
Manusia Purba
Kawasan
|
Jenis
|
Penemu
|
Lokasi
|
|
1.
Meganthropus
Paleo javanicus
2.
Pithecantropus
a.
Pithecantropus Erectrus
b.
Pithecanthropus Robustus
c.
Pithecantropus
3.
Homo
a.
Homo Wajakensis
b.
Homo Sapiens
|
Von Keonigswald
Eugene Dubois
Van Koenigswald
Van Koenigswald
Van Rietschoten
|
Sangiran, Sragen
Trinil, Ngawi
Mojokerto
Sangiran, Sragen, Ngandong,
Blora
Wajak, Tulungagung
|
Luar
|
|
Davidson Black
Raymond dart
Raymond Dart dan Robert Brom
Rudolf Virchom
|
Afrika Selatan
Belanda
|
Kehidupan serta kebudayaan
manusia purba prasejarah:
Manusia Purba Baru Mengenal Api Sarkofagus( Peti Mati Dari Batu)
Kapak Beliung
Persegi Kapak
Batu Genggam
BAB IV
KEDATANGAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA
|
|
A.
Asal-Usul
Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Pernahkah kalian
terpikir darimana asalnya nenek moyang bangsa kita ini? Tentunya, dalam setiap
diri bangsa Indonesia
pernah menanyakan hal tersebut. Namun perlu diketahui nenek moyang bangsa ini
bukanlah manusia purba. Oleh karena itu pada bahasan kali ini akan dibahas asal
nenek moyang bangsa Indonesia
6.
Rumpun Bahasa
Melayu Austronesia
Rumpun bahasa
ini merupakan bahasa yang paling meluas di dunia karena banyak digunakan.
Rumpun bahasa Austronesia sampai saat ini masih digunakan meliputi wilayah Taiwan , sebagian Vietnam ,
Malaysia , Filipina dan
tentunya Indonesia .
Sejarah bahasa Asutronesia sendiri dimulai di Taiwan . Para ahli berpendapat bahwa
bahsa melayu austronesia dipakai Taiwan sejak 5000 tahun yang lalu.
Penduduk Taiwan inilah yang
diasumsikan melakukan migrasi ke wilayah Indonesia dan memperkenalkan bahasa
tersebut pada penduduk setempat bahkan mengajarkan juga cara bercocok tanam.
7.
Persebaran
bercocok tanam
Nenek moyang
bangsa Indonesia ternyata
berasal dari luar Indonesia ,
yaitu berasal dari Yunan. Kesimpulan ini diambil berdasarkan bukti kesamaan
artefak prasejarah yang ditemukandi wilayah itu dengan artefak prasejarah di Indonesia .
Dari artefak yang ditemukan di Yunan, tampak bahwa sekitar 3000 SM masyarakat
di wilayah itu telah mengenal bercocok tanam.
Kehidupan
masyarakat tidak hanya bercocok tanam, tetapi juga beternak. Masyarakat
tersebutkemudian melakukan migrasi dan menyebar kesebelah selatan Cina , Vietnam ,
Semenanjung Malaya, lalu ke Indonesia .
B.
Kedatangan
Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Nenek
moyang Indonesia ,
berabad-abad telah menetap di daerah daratan Indo-Cina yang sekarang bernama Vietnam .
Komunitas merekka kita sebut sebgai komunitas Austronesia karena masyarakat di
komunitas ini menggunakan bahasa Austronesia
sebgai bahasa komunikasi antar mereka.
Komunitas
Austronesia yang paling awal ini, melakukan migrasi bergerak menuju ke selatan
melalui Filipina, yang akhirnya memasuki wilayah Indonesia
dan Oceania . Populasi Austronesia ini
mengawali hidup mereka yang baru di wilayah Indonesia dnegan bertani dan
mencari hasil laut, memelihara ternak, membuat rumah serta tembikar.
Migrasi yang mereka lakukan pun
tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah laan yang semakin kecil, tetapi juga
dikarenakan kondisi musim dan lingkungan yang berpengaruh pada ketersediaan
sumber daya bagi kehidupan mereka. Tekanan-tekanan inilah yang menyebabkan
mereka berimigrasi mencari wilayah baru sebagai sumber penghidupan mereka,
salah satunya wilayah Indonesia .
Ø
Kedatangan
Proto Melayu
Berdasarkan
pendapat yang mengatakan bahwa orang Melayu ini berasal dari Asia .
Mereka ini kemudian dinamai Proto Melayu atau Melayu Tua. Contoh Proto Melayu
telah pandai membuat alat bercocok tanam, membuat barang pecah belahdan alat
perhiasan. Kedatangan mereka mendesak penduduk dari ras Austrmelansoid ke
pedalaman bahkan ke Indonesia
bagian Timur.
Ø
Kedatangan
Deutro Melayu
Sekitar 500 SM,
dating dari teluk Tonkin kepulauan Indonesia . Merek biaa disebut deutro Melayu atau Melayu
Muda. Kedatangan mereka tentu saja mendesak penduduk Proto Melayu yang telah
lebih dahulu menetap. Masyarakat membawa kebudayaan perunggu yang terkenal
kebudayaan berupa :
Nekara Dongson. Kapak Upacara
C.
Zaman Logam
(Perundagian)
Zaman logam
merupakan zaman atau masa yang masyarakatnya sudah menggunakan peralatan yang
terbuat dari logam. Adapun ciri-ciri zaman logam, yaitu :
Ø
Manusia yang hidup pada zaman ini sudah mulai
bertempat tinggal menetap.
Ø
Peralatan yang digunakan masyarakatnya sudah
mulai beralih ke bahan-bahan yang terbuat logam.
Ø
Mata pencaharian tidak hanya dari pertanian,
tetapi juga melalui usaha perdagangan(jual-beli alat dari logam).
Ø
Pola pikir masyarakat mengalami kemajuan dengan
bukti mereka sudah menyentuh nilai-nilai keagamaan, yaitu melakukan ritual
tradisi memuja roh nenek moyang.
Ø
Memiliki kemampuan tambahan yaitu berlayar
dengan menggunakan perahu cadik.
makasih banget paka atas modul sejarah sma kelas x,
BalasHapusberguna sekali,
makasih atas segala penjelasannya yang sangat rinci
sama-sama semoga bermanfaat
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus